Selasa, 22 Mei 2012

Pandangan ASI Eksklusif Dalam Islam


Pandangan ASI Eksklusif Dalam Islam

Uneq-Uneq – Tuesday, 28 April 2009

Tanya: Assalaamualaikum wr.wb. Aku tertarik untuk nanya setelah berkunjung ke situsnya. btw, bagus situsnya :)
Aku seorang muslimah yang baru saja punya bayi perempuan berusia 5 bulan. Saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah pemberian ASI eksklusif (ASI saja tanpa makanan/minuman tambahan apa pun termasuk air putih) sampai usia 6 bulan. Sampai saat ini aku terus memberikan asi eksklusif dan Insya ALLAH akan terus sampai putriku berumur 6 bulan (7 hari lagi).
Dari berbagai sumber ilmiah yg aku ketahui, setelah usia 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI), karena kandungan asi hanya bisa mencukupi 60-70% saja dari kebutuhan gizi bayi yg umurnya > 6 bulan. Pemberian ASI hendaknya tetap dilanjutkan sampai usia anak kita 2 tahun.
Namun, suamiku berpendapat sebaiknya kita tetap memberikan ASI ekslusif sampai umur putri kami 2 tahun, dengan berpatokan pada al-quran, di mana memang diperintahkan untuk menyusui sampai usia 2 tahun. Yang menjadi pertanyaanku adalah, sebenarnya bagaimana pandangan islam mengenai hal ini? Karena di dalam al-quran maupun hadits tidak dijelaskan lebih jauh apakah menyusui sampai 2 tahun itu hanya ASI saja atau sudah ditambah dengan makanan pendamping.
Mohon pencerahannya, terima kasih.
Wassalaammualaikum wr.wb
Jawab:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ada tiga ayat dalam Al Quran yang membahas tentang masa sapihan tersebut. Ketiganya adalah sebagai berikut:
”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku tunjukilah untuk menyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakkupat berbuat dan supaya aku berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (member kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bersabar kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs Al Ahqaf (46): 15)
”Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” (Qs Luqman (31) : 14)
”Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan kewajiban ayah member makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
 (Qs Al Baqarah (2) : 233).
Dari sejumlah nash yang ada diatas, jumhur ulama menyimpulkan bahwa dua tahun adalah jangka waktu yang Allah tentukan untuk menyusui dan kemudian disapih. Sementara menurut Ibnu Abbas, masa dua tahun untuk menyusui diperuntukkan bagi bayi yang lahir pada usia kandungan enam bulan. Sementara, jika lahir dalam usia kandungan lebih dari enam bulan, jangka waktu untuk menyusui otomatis berkurang dari dua tahun. Hal ini didasarkan pada dalil surat al-Ahqaf ayat 15 bahwa masa mengandung dan menyusui selama 30 bulan.
Penetapan Alquran bahwa bayi boleh disapih setelah dua tahun disusui adalah untuk menghindari konflik dan perselisihan antara orang tua (suami isteri). Namun, meski syariat menetapkan dua tahun, bayi boleh disapih meski masa penyusuannya belum mencapai dua tahun jika memang ada alasan yang dibenarkan serta dengan kesepakatan dan keridaan suami isteri (Al-Baqarah: 233). Tentunya hal tersebut tidak boleh sampai membahayakan kondisi bayi.
Dewasa ini, ada trend yang amat menggembirakan. Yaitu himbauan agar para ibu-ibu kembali menyusui anaknya secara eksklusif sampai anak usia 6 (enam) bulan. Artinya eksklusif yaitu tidak memberi apa-apa selain ASI saja.
Setelah usia lebih dari 6 (enam) bulan, anak harus sudah mulai dilatih untuk menerima makanan padat. Mengapa harus mulai dilatih makanan padat, bukankah ASI itu kandungannya luar biasa dasyat kelebihannya disbanding makanan buatan? Karena, setelah usia 6 (enam) bulan itu, anak akan mulai tumbuh giginya dan mulai pula melakukan tahap belajar duduk, lalu berdiri, lalu berjalan. Keempat aktifitas ini, memerlukan tulang yang kuat, energy yang tepat, tenaga yang besar dan koordinasi kerja organ-organ tubuh yang seimbang.
Untuk itu, kita harus mengkonsumsi makanan dimana ada karbohidrat (bisa nasi, mie, bubur, roti, tepung2an, dll) yang berguna untuk menghasilkan tenaga agar dapat bergerak. Kita juga perlu protein, baik protein hewani (seperti susu, keju, daging, telur, dll) ataupun protein nabati (seperti tempe, tahu, kacang-kacangan, dll) karena protein tersebut bisa membantu tubuh untuk membentuk sel-sel darah yang berguna agar kerja otak dan jantung menjadi maksimal.
Selain itu, lemak yang terdapat dalam protein hewani juga berguna untuk menghasilkan pembakaran agar tubuh tidak kedinginan dan memperkuat sel-sel darah putih dalam melawan penyakit. Kita juga perlu zat besi (biasanya terdapat dalam sayuran berwarna hijau) yang berguna dalam pabrik pembuatan sel-sel darah, butuh yang namanya vitamin yang berguna untuk mekanisme ketahanan tubuh terhadap penyakit. Nah…. Semuanya ini bisa diperoleh dengan bantuan makanan tambahan pendamping ASI. Itu sebabnya pada bayi diatas 6 (enam) bulan, makanannya harus dengan bahan-bahan terpilih. Tidak semua harus masuk ke tubuhnya. Disesuaikan dengan kebutuhan si bayi tersebut. Semakin besar dia semakin banyak kebutuhan dia akan makanan padat yang sarat gizi seimbang.
Selain kebutuhan akan makanan padat untuk membantu tugas-tugas perkembangannya, bayi diatas usia 6 bulan juga harus mulai dilatih untuk mengunyah. Kegiatan mengunyah ini, akan mengantarkannya kepada pembiasaan gerakan otot-otot mulutnya. Dengan otot-otot mulut yang terlatih ini, maka dia akan mengalami kemudahan untuk belajar berbicara. Sedangkan cita rasa yang dihantarkan oleh makanan-makanan tersebut akan mendorong sel-sel indra pengecapnya untuk mulai mempelajari perbedaan antara makanan satu dengan makanan lain dan mulai membaginya dalam kategori-kategori yang disusun rapi dalam otaknya. Dengan kata lain, dia mulai memberdayakan otaknya agar mulai bekerja untuk berpikir dimulai dari sebuah pemikiran yang sederhana.
Dengan demikian, meski terkesan amat sederhana, sesungguhnya semua proses ini seperti efek domino dalam perjalanan perkembangan mannusia. Subhanallah sekali ya.
Jadi, jangan ragu untuk memberi makanan pendamping ASI setelah bayi berusia diatas 6 bulan. Hanya saja, ASI tetap diberikan sampai dia berusia 2 tahun. Nanti lebih dari 2 tahun, hentikan. Penghentian ini terkait dengan tugas perkembangan anak selanjutnya dimana jika dia tetap diberikan ASI setelah usianya lebih dari 2 (dua) tahun maka hal ini bisa mengganggu kestabilan kepribadiannya.
Jangan pernah ragu untuk terus belajar menjadi ibu ya ukhti. Ilmu yang harus dipelajarai oleh seorang ibu dalam rangka membesarkan anaknya amat luas tidak terbatas.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar