LAPORAN PENDAHULUAN
KISTA OVARIUM
1. Pengertian
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong.
2. Pembagian Kista Ovarium Berdasarkan Lokasi :
a. Kista bebas (Pedunculata)
· Gerakan bebas
· Batas jelas
b. Kista Infraligamentail
· Letaknya antara 2 ligamen latum
· Gerakan terbatas
· Tampak pembuluh – pembuluh darah yang bersilangan satu sama lain
c. Kista Pseudointraliganetair
· Letak di luar ligamen latum
· Gerakan terbatas karena perlengketan (infeksi, metasfase)
· Gambaran pembuluh darah biasa
Pada neoplasma sesungguhnya kista akan ditemukan, bahkan akan bertambah besar. Pada wanita muda dapat berlangsung 2 – 3 bulan, tetapi pada wanita lebih tua, waktu observasi harus lebih pendek. Bila ditemukan kista yang besar atau tumor yang solid, baik disertai keluhan atau tidak sebaiknya si wanita diberi nasehat untuk operasi.
3. Tanda dan Gejala
A. Faktor Pertumbuhan
Kista atau tumor jinak tumbuh secara tersembunyi dan sering tidak dapat terdeteksi selama beberapa tahun, tidak menyebabkan nyeri, tetapi jika membesar dapat menimbulkan rasa tidak enak, jarang menimbulkan gangguan menstruasi.
B. Faktor Hormon
Akibat perubahan hormon biasanya tidak ada yang bersifat khas terhadap siklus haid tidak ada pengaruh yang jelas. Kadang – kadang terjadi hypomennorrhea bila kedua ovarium itu membesar, hal ini disebabkan rusaknya ke dua jaringan ovarium. Bila tumor agak membesar terasa sakit dan perasaan berat, seringkali adanya tumor diketahui oleh penderita sendiri, yang merasa adanya benjolan di bawah perut.
C. Komplikasi
Adapun komplikasi terhadap kista tersebut adalah :
· Torsi
· Ruptur dan kista
· Sappusari dan kista
· Perubahan keganasan
4. Patofisiologi
Tumor Ovarium
¯


¯
Akibat pertumbuhan Akibat perubahan hormon Akibat komplikasi
Penekanan daerah sekitar 1. Hiperminotea (sel granulosa) 1. perdarahan lokal
1. Gangguan miksi (BAK) 2. Aminorea 2.putaran tongki (nyeri)
2. Gangguan konstipasi 3. infeksi pd tumor
3. Udema pd tongki 4. Robek dinding kista
5. Pemeriksaan Penunjang
Meliputi :
a) Pop smer
b) Ultra sound atau CT Scan
c) Laparastropi
d) Tes Schiller ® berguna dalam identifikasi sel abnormal
e) Hitung darah lengkap
6. Penatalaksanaan Medis
Satu – satunya pengobatan neoplasma dari ovarium adalah operasi. Bila tumor ovari disertai gejala – gejala akut, misalnya torsi maka tindakan operasi harus dilakukan pada waktu itu juga. Bila ditemukan kista yang tidak lebih besar dari sebuah jeruk dan tidak dikeluhkan, maka sebaiknya jangan melakukan operasi
Tetapi bila pertumbuhan papilomanya sudah luas, apalagi bila di sertai dengan infiltrasi kejaringan sekitarnya, tindakan yang paling aman adalah melakukan operasi radikal, bila wanita berusia > 40 tahun. Jadi yang sebaiknya adalah mengadakan hyesterektomi dan salpingo – ophorektomi bilateral walaupun tidak ada tanda – tanda ke arah ke ganasan.
7. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
a. Gangguan harga diri sehubungan dengan ketidakmampuan mempunyai anak
b. Gangguan berhubungan dengan kurang informasi tindakan pre operasi, kurangnya pengobatan dengan keadaan kondisinya
c. Adanya nyeri perut sehubungan dengan massa tumor di perut bawah.
Post Operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan lika post operasi
b. Gangguan mobilitas fisik dan pemenuhan, kebutuhan sehari – hari berhubungan dengan nyeri luka operasi
c. Potensial infeksi berhubungan dengan inflamasi jaringan post operasi.
8. Intervensi
Pre Operasi
a. - Berikan waktu untuk mendengarkan masalah pasien dan kekuatan pasien dan orang terdekat
- Kaji stress emosi pasien
- Perhatikan perilaku menarik diri
b. - Monitor TTV
- Beri informasi tentang tindakan pre operasi dan post operasi
c. - Mengkaji adanya nyeri pada abdomen bawah
- Berikan posisi yang nyaman sesuai kenyamanan pasien
Post Operasi
a. - atur posisi senyaman mungkin seperti semi fowler
- anjurkan teknik relaksasi
- mengkaji skala nyeri
b. - libatkan keluarga dalam tindakan – tindakan keperawatan
- bantu pasien memenuhi kebutuhan sehari - hari
c. - pantau TTV
- Hindari posisi fowler dan tekanan dibawah lutut atau menyilangkan kaki
- Inspeksi balutan dan pembalut perineal
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul Bari Safaruddin. 1997. Ilmu Kandungan Bagian C. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwoh Prawiroharjo
2. Doengos, Mailyn er al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta : EGC
3. Corbin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi, Buku Kedua Kedokteran. Jakarta : EGC
4. Jones Dorek Lewelyn. 2001. Dasar –dasar Obstetri dan Genokologi Edisi 6. Jakarta : Hipokratis
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. N
DENGAN DIAGNOSA MEDIS KISTA OVARIUM
DI RSUD ULIN BANJARMASIN
I. Pengkajian
Identitas Klien
1. Nama : Ny. N
2. Umur : 45 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Bahasa yg dipakai : Banjar
6. Suku/Bangsa : Banjar / Indonesia
7. Status marital : kawin
8. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
9. Alamat : Jl. Veteran RT 03 No. 10
Penanggung Jawab Klien
1. Nama : Tn. S
2. Hub. Dgn Klien : Suami
3. Umur : 49 tahun
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Pedagang
6. Alamat : Jl. Veteran RT 03 No. 10
Tanggal masuk RS : 26 – 3 – 2007
Tanggal masuk KO : 28 – 3 – 2007
Tanggal pengkajian : 28 – 3 – 2007 Jam : 10.05 WITA
No. Register : 35 54 02
II. Alasan Masuk Rumah Sakit
a. Alasan dirawat
Klien ingin operasi karena ada benjolan pada perutnya sebelah kiri
b. Keluhan utama :
Adanya benjolan yang semakin membesar pada perut sebelah kiri
1) Provocative
Adanya benjolan yang semakin membesar pada perut klien sebelah kiri dan dapat digerakkan sehingga perut klien terasa berat. Usaha yang dilakukan klien hanya memeriksakan ke dokter spesialis kandungan dan hanya berobat di rumah karena tidak ada biaya untuk operasi.
2) Quality
Klien merasakan perutnya membesar benjolannya sudah seperti buah kelapa. Klien merasakan perutnya semakin membesar.
3) Regional
Teraba benjolan yang membesar pada perut klien bagian kiri dan menyebar ke perut bagian kanan
4) Severity scale
Klien merasakan perutnya semakin membesar.
5) Timing
Klien mengatakan perutnya mulai membesar ± 3 bulan yang lalu sebelum klien masuk RS.
III. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat kesehatan sebelum sakit
Klien tidak pernah mengalami penyakit ini, klien hanya mengalami pegal – pegal diseluruh badan dan sakit perut dan dapat sembuh dengan membeli obat di warung.
B. Riwayat kesehatan sekarang
± 3 bulan yang lalu sebelum masuk RS klien mengaku perutnya membesar, klien tidak ada mengalami sakit perut. Biasanya mengeluh pada saat BAB ± 1 bulan ini klien sadar bahwa perutnya bertambah besar dengan benjolan yang mudah digerakkan setelah itu klien membawa ke dokter spesialis OG dan dikatakan terdapat kista, karena tidak ada biaya klien hanya berobat dirumah saja. ± ½ bulan ini klien ada USG ke poli kandungan dan dikatakan kista sudah besar sebesar buah kelapa dan diharuskan untuk operasi. Klien mengatakan setelah berhubungan dengan suami tidak ada rasa gatal, tidak ada nyeri, tidak keluar darah.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini juga penyakit keturunan seperti DM, hipertensi dan lain – lain.
IV. Aktivitas Sehari – hari
a. Nutrisi
Dirumah klien mengeluh malas makan karena apabila sering makan perutnya terasa sesak dan susah bernapas.
Di RS klien makan sedikit demi sedikit
b. Eliminasi
Dirumah klien BAK & BAB normal. BAK 4 – 5 x/hari & BAB 1 x/hari
Di RS klien BAK & BAB normal. BAK 4 – 5 x/hari dan BAB 1 x/hari.
c. Istirahat dan tidur
Di rumah klien biasanya istirahat siang 2 jam sehari. Tidur Pada malam hari 6 – 7 jam/hari.
Di RS klien istirahat terus dan tidur malam klien 6 – 7 jam/hari.
d. Aktivitas
Di rumah klien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Di RS klien tidak dapat melakukan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga.
e. Kebersihan diri
Di rumah klien mandi di rumah 2 x/hari, gosok gigi 3 x/hari, keramas 3 - 4 x seminggu, dan potong kuku bila panjang.
Di RS klien mandi 1 x sehari dan gosok gigi 1 x sehari
f. Rekreasi
Di rumah klien biasanya menonton TV dan bermain dengan anaknya.
Di RS klien hanya berbicara dengan anak, suami dan perawat serta klien lain yang sekamar dengan klien.
V. Psikososial
a. Psikologis
Klien merasa cemas terhadap penyakitnya dan klien pasrah terhadap penyakitnya. Klien hanya berdo’a semoga penyakitnya dapat sembuh dan operasinya berjalan dengan lancar.
b. Sosial
Hubungan klien dengan keluarga, perawat, dan orang lain sekitar klien cukup baik. Dilihat dari klien mau berbincang – bincang dengan perawat dan klien lain yang sekamar dengan klien.
c. Spritual
Klien beragama islam, selama di RS klien tidak dapat melakukan ibadah tetapi klien tetap berdoa dan berzikir untuk kesembuhan penyakitnya.
VI. Pemerikasaan Fisik
A. Keadaan umum
Kesadaran : compos menthis GCS : 4, 5, 6
Keadaan umum :
TD : 130/100 mmHg T : 36, 5
C

N : 88 x/m RR : 28 x/m
B. Head To Toe
1. Kepala dan rambut
Bentuk dan ukuran kepala simetris, posisis dan gerakkan anatomis, Tidak ada benjolan, perdarahan maupun peradangan pada kulit kepala, kebersihan kepala cukup bersih.
Rambut klien lurus, pendek dan berwarna hitam, keadaan rambut cukup bersih
2. Mata
Visus 6/6, ketajaman cukup baik, Bentuk mata semitris, konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, tidak terdapat peradangan, penglihatan baik dan tidak menggunakan alat bantu penglihatan (kaca mata).
3. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada peradangan & perdarahan, fungsi penciuman baik, tidak terdapat polip, kebersihan cukup baik.
4. Telinga
Bentuk luar simetris, tidak terdapat radang, posisi anatomis, tidak ada kotoran / cairan yang keluar dari telinga, fungsi pendengaran baik (apabila dipanggil langsung menoleh) dan Klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran
5. Mulut dan gigi
Bentuk bibir simetris, terdapat caries, tidak ada stomatitis, fungsi pengecapan cukup baik, tidak ada peradangan, gigi terlihat cukup bersih dan tidak memakai gigi palsu.
6. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, gerakkan anatomis, tidak terdapat kaku kuduk pada leher, dan kebersihan cukup.
7. Thorax
Inspeksi : gerakkan dada simetris, kebersihan cukup bersih
Palpasi : tidak ada benjolan, gerakan dada simetris
Perkusi : redup
Auskultasi : tidak ada bunyi ronchi dan wheezing.
8. Abdomen
Inspeksi : abdomen tampak besar, keadaan cukup bersih
Palpasi : terdapat benjolan yang dapat digerakkan pada perut sebelah kiri, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : -
Auskultasi : -
Bentuk simetris, kebersihan perut cukup bersih. Peristaltik usus normal (12 x/m)
9. Reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan dan tidak terpasang kateter
10. Integumen
Warna kulit sawo matang, keadaan kulit cukup bersih, turgor kulit cukup baik (dapat kembali 2 detik), suhu badan 36, 5
C

VII. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium 29 – 3 - 2007
A. Hematologi Hasil Nilai rujukan
Hemoglobin 12.5 g/dl 12,0 – 16,0 g/100 ml
Leukosit 7.900 4.300 – 10.800 /mm

Eritrosit 4,60 4,2 – 5,9 juta/ mm

Hematokrit 40 37 – 48 %
Trombosit 300.000 150.000 – 350.000 /mm

MCV, MCH, MCHC
MCV 82.8 80 – 94 mm

MCH 27.7 27 – 32 pg
MCHC 34.1 32 – 36 %
Hitung jenis
Segmen % 0
Limfosit % 39 % 25.0 – 40.0 %
Perdarahan 1,50 menit 1 – 3 menit
Pembekuan 3,45 menit 2 – 6 menit
Kimia gula darah
GDS 121 mg/dl < 200 mg/dl
Albumin 4,4 3,5 – 5 g/100 ml
Total protein 7,3 6 – 8,4 g/ 100 ml
Glubolin 2,5 2,3 – 3,5 g/ 100 ml
Hati dan jantung
SGOT 13 10 – 40 U/ml
SGPT 12
Ginjal
Ureum 19 mg/dl 10 – 45 mg/dl
Creatinin 0,8 mg/dl 0,5 – 1,7 mg/dl
IIV. Penatalaksanaan Laparatomi
29 – 3 - 2007 dari jam 09.30 – 10.30 WITA
1. klien ditelantangkan di atas meja
2. dilakukan aseptik dn antiseptik, lapangan operasi dipersempit dengan duk steril dilakukan GA
3. dilakukan midline ± 10 cm diperdalam sampai peritoneum, tampak massa kista ukuran 25 x 20 cm yang berasal dari ovarium dekstra, ovarium sinistra membesar dan hidrosalping sinistra à punksi
4. dilakukan fungsi cairan dari massa kistik keluar cairan ± 2500 cc
5. diputuskan dilakukan 500 mon (tubektomi sinistra)
6. dilakukan pencucian cavum abdomen dengan naCl 0,9 %
7. luka operasi dihait lapis demi lapis
8. operasi selesai
Terapi sod dan mow
· inf. D5 : RL : 3 : 1 (28 tetes)
· inj. Cefotaxim 3 x 1 mg
· inj. Antrain 3 x 1 mg
· inj. Gentamicin
IX. Pengkajian fokus
1. Pre operasi
Keadaan umum : kesadaran : compos menthis GCS : 4, 5, 6
TTV : TD : 140/100 mmHg
RR : 28 x/menit
R : 88 x/menit
N : 36, 5
C

Klien mengatakan tentang penyakitnya & bagaimana kelanjutan penyakit tersebut, juga mengatakan agak cemas & khawatir. Saat dilakukan anamnesi, terlihat ekspresi wajah klien memperlihatkan kecemasannya dan gelisah.
2. Intra operasi
- Dilakukan midline ± 10 cm diperdalam sampai peritoneum
- Dilakukan penjahitan luka operasi
- Dilakukan pembalutan pada jahitan luka operasi
3. Post operasi
Kesadaran
TTV : TD : 130/100 mmHg
RR : 24 x/menit
R : 80 x/menit
N : 36, 3
C

Terdapat luka operasi pada perut klien
Analisa Data
NO | DATA KLIEN | ETIOLOGI | MASALAH |
1 | DS : klien mengeluh sesak napasDO : pernapasan cuping hidung Respirasi 36 x/menit | Menekan digfragma à Ekspansi paru menurun | Gangguan pola napas |
2 | DS : klien mengatakan tentang penyakitnya & bagaimana kelanjutan penyakit tersebut, juga mengetakan agak cemas & khawatirDO : saat dilakukan anamnesi.terlihat ekspresi wajah klien memperlihatkan kecemasannya dan gelisah | Kurang informasi tentang penyakit kista ovarium | Kecemasan |
3 | DS : -DO : - dilakukan midline ± 10 cm diperdalam sampai peritoneum - dilakukan penjahitan luka operasi - dilakukan pembalutan pada jahitan luka operasi | Dilakukan laparatomi | Resiko infeksi |
4 | DS : klien mengatakan nyeri pada luka operasinyaDO : Klien nampak meringis | Kontinuitas jaringan terpotong | Gangguan rasa nyaman (nyeri) |
Daftar Masalah
NO. | DIAGNOSA KEPERAWATAN | TANGGAL MUNCUL |
1 | Gangguan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru di tandai dengan : DS : klien mengeluh sesak napasDO : pernapasan cuping hidung Respirasi 36 x/menit | 28 – 3 – 2007 |
2 | Cemas berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit kista ovarium di tandai dengan : DS : klien mengatakan tentang penyakitnya & bagaimana kelanjutan penyakit tersebut, juga mengetakan agak cemas & khawatirDO : saat dilakukan anamnesi.terlihat ekspresi wajah klien memperlihatkan kecemasannya dan gelisah | 28 – 3 – 2007 |
3 | Resiko infeksi berhubungan dengan dilakukan laratomi ditandai dengan : DS : -DO : - dilakukan midline ± 10 cm diperdalam sampai peritoneum - dilakukan penjahitan luka operasi - dilakukan pembalutan pada jahitan luka operasi | 28 – 3 – 2007 |
4 | Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kontinuitas jaringan yang terpotong ditandai dengan : DS : klien mengatakan nyeri pada luka operasinya DO : Klien nampak meringis | 28 – 3 – 2007 |
NO | HARI / TGL | Dx KEP. | TUJUAN | RENCANA KEPERAWATAN | RASIONAL |
1 | Rabu 28 Maret 2007 | I | Memperlihatkan frekuensi pernapasan efektif & mengalami perbaikan pertukaran gas pada paru dengan kriteria : · perubahan kedalaman & kecepatan pernapasan · pengembangan dada optimal · bunyi napas tambahan tidak terdengar | 1. Berikan O ![]() 2. Pastikan klien bahwa tindakan tersebut untuk menjamin keamanan 3. Alihkan perhatian klien dari memikirkan penyakitnya / kecemasan 4. Tetap bersama klien & latihan untuk bernapas perlahan – lahan | 1. Memaksimalkan bernapas & menurunkan kerja napas 2. Menghilangkan kekhawatiran / kecemasan klien 3. Perasaan takut / cemas berhubungan dengan ketidak mampuan bernapas dapat menyebabkan meningkatkan kebutuhan konsumsi oksigen. 4. Dapat menghilangkan kecemasan klien & meningkatkan ekspansi paru lebih normal |
INTERVENSI KEPERAWATAN
2 | Rabu 28 Maret 2007 | II | Setelah dilakukan tindakan, kecemasan klien berkurang dengan kriteria : · Tidak lagi bertanya – tanya tentang penyakitnya · Ekspresi wajah ibu memperlihatkan keadaan tenang | 1. Jelaskan keadaan klien tentang penyabab terjadinya kista ovarium 2. Jelaskan kepada klien tentang proses terjadinya kista ovarium 3. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya | 1. Menambah pengetahuan tentang penyakitnya sehingga klien memahaminya dan rileks 2. Memberi tambahan pengetahuan tentang penyakitnya 3. Dapat mengurangi kecemasan pada klien |
3 | Rabu 28 Maret 2007 | III | Setelah dalam perawatan infeksi luka operasi tidak terjadi dengan kriteria : · Tidak muncul tanda – tanda infeksi | 1. Pentingnya me njaga kebersihan diri seperti mandi, pakai pakaian dalam untuk kebersihan alat genitalia. 2. Lakukan perawatan luka operasi dengan teknik aseptik & antiseptik 3. Kolaborasi dengan pemberian antibiotika | 1. Meminimalkan sumber infeksi kuman 2. Meminimalkan berkembangnya mikro organisme & membatasi penyebarannya 3. Antibiotika sebagai pembunuh kuman. |
4 | Rabu 28 Maret 2007 | IV | Selama dalam perawatan coping klien terhadap rasa nyeri dapat kontruktif dengan kriteria : · Klien dapat beradaptasi dengan nyeri. · Keluhan nyeri berkurang · Ekspresi wajah klien tenang | 1. Jelaskan tentang penyebab nyeri 2. Ajarkan tentang teknik distraksi dan relaksasi 3. Atur posisi tidur senyaman mungkin 4. Kolaborasi dalam pemberian terapi analgesik | 1. Membuat keadaan klien rileks 2. Dapat mengalihkan sensasi nyeri 3. Posisi tidur yang salah dapat memperberat nyeri 4. Mengurangi / memblokir rangsangan nyeri |
Implementasi Keperawatan
NO | HARI / TGL | DXKEP. | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
1 | Rabu 28 Maret 2007 | I | 1. memberikan O ![]() 2. mengalihkan perhatian klien dari memikirkan penyakitnya / kecemasan, dengan cara mengajak bicara 3. melatih klien untuk bernapas perlahan - lahan | S : Klien mengeluh masih sesak napasO : Masih Sesak Pernapasan, menggunakan coping hidung A : Masalah belum teratasi P : Intervensi diteruskan 1, 2, 3 |
2 | Rabu 28 Maret 2007 | II | 1. menjelaskan keadaan klien tentang penyabab terjadinya kista ovarium 2. menjelaskan kepada klien tentang proses terjadinya kista ovarium 3. memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya | S : Klien tidak bertanya – tanya tentang penyakitnya dan tidak cemas lagiO : Klien tidak terlihat tegang dan tidak cemas A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan |
3 | Rabu 28 Maret 2007 | III | 1. menjaga pentingnya kebersihan diri. 2. melakukan perawatan luka operasi dengan teknik aseptik & antiseptik 3. berkolaborasi dengan pemberian antibiotika | S : -O : - luka masih basah - luka masih ada darahnya A : Masalah belum teratasi P : Intervensi diteruskan 1, 2, 3 |
4 | Rabu 28 Maret 2007 | IV | 1. menjelaskan tentang penyebab nyeri 2. mengajarkan tentang teknik distraksi dan relaksasi 3. mengatur posisi tidur senyaman mungkin, seperti semifowler. 4. berkolaborasi dalam pemberian terapi analgesik | S : Klien mengatakan masih merasa nyeriO : Klien masih menahan sakit dan klien masih meraba luka operasi A : Masalah belum teratasi P : Intervensi diteruskan 1, 2, 3, 4 |
Catatan Perkembangan
NO | HARI /TGL | DXKEP. | PERKEMBANGAN |
1. | Kamis 29 Maret 2007 | I | S : Klien mengeluh kadang - kadang masih sesak napasO : Sesak Pernapasan agak berkurang, menggunakan coping hidung A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi diteruskan 1, 2, 3 |
2 | Kamis 29 Maret 2007 | III | S : -O : - luka masih basah - luka masih ada darahnya A : Masalah belum teratasi P : Intervensi diteruskan 1, 2, 3 |
3 | Kamis 29 Maret 2007 | IV | S : Klien mengatakan masih merasa nyeriO : Klien masih menahan sakit dan klien masih meraba luka operasi A : Masalah belum teratasi P : Intervensi diteruskan 2, 3, 4 |
4 | Jumat 30 Maret 2007 | I | S : Klien mengatakan sudah jarang sesak napasO : Sesak Pernapasan berkurang, menggunakan coping hidung A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi diteruskan 1. |
5 | Jumat 30 Maret 2007 | III | S : -O : - luka sudah agak kering - luka kadang – kadang ada darah yang keluar A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi diteruskan 1, 2, 3 |
5 | Jumat 30 Maret 2007 | IV | S : Klien mengatakan nyeri terasa agak berkurangO : Klien kadang-kadang menahan sakit dan klien masih meraba-raba luka operasi A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi diteruskan 2, 3, 4 |
6 | Sabtu 31 Maret 2007 | I | S : Klien mengatakan sudah tidak sesak napasO : Pernapasan menggunakan coping hidung sudah baik A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan. |
7 | Sabtu 31 Maret 2007 | III | S : -O : - luka sudah agak kering - luka sudah jarang ada darahnya yang keluar A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi diteruskan 1, 2, 3 |
8 | Sabtu 31 Maret 2007 | IV | S : Klien mengatakan nyeri terasa agak berkurangO : Klien masih kadang-kadang menahan sakit dan klien masih meraba-raba luka operasi A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi diteruskan 2, 3, 4 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar