Jumat, 06 April 2012

PEMBERIAN OBAT

TEKNIK SUNTIKAN / METODE Z- TRACK

      Adalah Pemberian injeksi secara intra muskoler ( im ) dengan tujuan  mencegah bocornya obat kembali kedalam jaringan sub kutan.
Biasanya digunakan pada pemberian preparat yang menyebabkan perubahan warna kulit yang nampak dan menetap seperti zat besi.
Tempat pemberian biasanya pada otot yang lebih besar dan dalam seperti pada gluteal Caranya adalah
1. Ambil obat sesuai dengan order dokter dengan teknik aseptic, kemudian masukan obat kedalam spuit dengan cara dihisap.
2. Ganti jarum pertama dengan jarum yang kedua sesuai ukuran untuk injeksi im, pergantian ini mencegah obat yang menempel pada tangkai jarum masuk kedalam jaringan sub. Kutan.
3. Bersihkan area injeksi dengan kapas alkohol
4. Lakukan pemberian injeksi pada tempat yang telah di siapkan.secara perlahan.
5. Tekan area bekas injeksi secara perlahan dengan kapas alcohol





TEKNIK KUNCI UDARA
       Adalah Pemberian injeksi secara intramuskoler  ( im ) dengan tujuan mengurangi iritasi pada jaringan sub-cutan ( sc ).
Biasanya digunakan  pada pemberian preparat vaksin toksoid dipteri. Tetanus , vaksin pertusis dan preparat inferon.
Caranya adalah
1.Ambil obat sesuai order dokter dengan teknik aseptic
2.Hisap udara sebanyak 0,2 ml
3.Jarum kemudian disuntikan pada posisi ke arah bawah pada sdut 90 derajat, sehingga udara naik ke bagian atas obat menuju pengisap.
4.Lakukan pemberian injeksi secara intramoskuler dengan sudut 90 derajat, jika pemberian injeksi kurang dari 90 derajat, maka obat akan mudah masuk pada jaringan sub cutan.

KEAMANAN DALAM PEMBERIAN OBAT MELALUI INJEKSI

Cedera akibat tusukan jarum pada perawat merupakan masalah yang signifikan dalam institusi pelayanan kesehatan. Perawat beresiko terjangkit sekurang-kurangnya 20 kuman pathogen, 2 diantaranya adalah Hepatitis B ( HBV ) dan Human immunodeficiency virus ( HIV ).
Menurut Miller ( 1994 ) Perawat dapat beresiko terkena cedera akibat tusukan jarum suntik melalui salah satu dari 6 ( enam ) cara berikut ini :
1. Meleset ketika mencoba kembali menutup jarum dan menusuk tangan anda yang
disebelah.
2. Anda kembali menutup jarumdan jarum menembus tutup tersebut.
3. Tutup jarum yang sudah dipasang lepas.

4. Mencederai diri anda sendiri saat mengumpulkan kotoran yang akan dibuang, yang ternyata berisi instrument tajam.
5. Membuang terlalu banyak benda tajam pada suatu waktu.
6. Tertusuk oleh instrument tajam yang menonjol dari tempat pembuangan benda-benda tajam yang terlalu penuh ketika hendak membuang sebuah instrument tajam .

MELINDUNGI DIRI ANDA DARI CEDERA TERTUSUK JARUM.

       Pada tahun 1987 , Pusat control penyakit ( center for disease control ) mengeluarkan pedoman komprehensip yang disebut universal precaution ( kewaspadaan universal ) yang meliputi, tetapi tidak terbatas pada anjuran penggunaan dan pembuangan instrument yang tajam. Tindakan kewaspadaan ini hanya berfungsi sebagai pedoman untuk institusi dan diselenggarakan oleh hukum.
      Pada tahun 1991, keamanan kerja dan pelayanan kesehatan ( occupational safety and health administration., OSHA ) mengeluarkan sebuah mandat yang membuat tindakan kewaspadaan dapat dilaksanakan. Yang disebut sebagai kewaspadaan standart ( standart precaution ) yang tercakup dalam mandat ini adalah Peraturan yang menyatakan institusi harus menyediakan alat pelindung untuk pegawai guna mencegah penularan pathogen yang ditularkan melalui darah, pajanan yang terbanyak adalah dari jarum suntik
      Cara yang paling mudah dalam menghindari cedera tusukan dari jarum suntik adalah dengan cara melakukan teknik menutup kembali dengan satu tangan.   

PEMBERIAN INTRAVENA

Pemberian obat intravena ( iv ) dengan mengikuti metode berikut ini:
1. Mencampur obat dalam volume cairan iv yang besar
2. Dengan menyuntikan sebuah bulos obat atau obat dalam volume kecil melalui selang infuse iv atau kunci heparin.
3. Melalui infuse “ piggy back “ larutan yang mengandung obat yang diresepkan dan sejumlah kecil cairan iv melalui selang yang terpasang.
  
 Pemberian Cairan intravena dilakukan karena pemberian obat-obatan secara iv dan digunakan untuk mengganti  cairan dan elektrolit tubuh pada pasien yang tidak mengkonsumsi cairan per oral.
Pada saat menggunakan metode pemberian obat iv, harus diobservasi secara cermat adanya reaksi yang merugikan.Dalam pelaksanaannya dilihat kembali 6 Benar pemberian obat yang aman.

PENGGUNAAN OBAT TOPIKAL.

1. Penggunaan pada kulit.
       Bentuk obat topical lokal adalah losion, pasta, patches ( koyo ), dan salep dapat menimbulkan sistemik dan lokal. Pemberian dilakukan dengan memakai sarung tangan dan aplikator.
Sebelum memberi obat, sebaiknya daerah yang akan diberi obat dibersihkan dengan air sabun dan air, merendam  dan membersihkan jaringan sekitarnya.
Dan kemudian dioleskan secara merata pada permukaan dan menutup permukaan dengan baik tanpa membungkus dengan lapisan tebal.


2. Penggunaan obat mata.
   Prinsip saat memberikan obat mata adalah :
a. Hindari pemberian obat mata secara langsung ke kornea.( kornea adalah area sensitive   karena banyak disuplai oleh serabut nyeri )
b. Hindari menyentuh kelopak mata atau struktur mata lain dengan alat tetes mata atau tube salep.( menghindari resiko penularan. )
c. Gunakan obat mata hanya untuk mata yang terinfeksi.

3. Penggunaan obat tetes telinga.
        Struktur telinga dalam sangat sensitive terhadap suhu yang ekstrem, Jika tetes telinga dan cairan irigasi tidak diberikan dalam suhu ruangan, maka dapat menimbulkan vertigo ( pusing berat dan mual ).Gunakan tetes telinga steril dan larutan yang steril jika dilakukan irigasi telinga.
Struktur telinga luar pada anak berbeda dengan orang dewasa.
     Ketika memasukan tetesan atau irigasi telinga, perawat harus meluruskan saluran telinga
Pada bayi dan anak kecil, perawat harus memegang daun telinga dengan menariknya kebawah dan kebelakang dengan lembut, Pada orang dewasa dengan menarik daun telinga keatas dan kebelakang.


4. Penggunaan obat tetes hidung.
        Dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan pada sinus hidung, biasanya diberikan obat-obatan dengan cara disemprot ( spray ), tetes  dekongestan  atau tampon, yang digunakan untuk meredakan gejala sumbatan ( dekongesti ) sinus dan flu.
Hati-hati jika diberikan secara berlebihan karena dapat memicu efek yang berulang dan memperburuk hidung yang tersumbat. Jika larutan dekongestan tertelan secara berlebihan, maka efek sistemiik secara serius dapat timbul khususnya pada anak.
Tetesan salin  lebih aman pada anak daripada pereparat nasal yang mengandung simpatomemetik ( misal afrin, atau neo syneprine )
Obat diberikan pada saat menarik nafas dalam posisi telentang dan kepala ditekukan kebelakang, Pada anak, semprot hidung diberikan pada saat kepala dalam posisi tegak, sehingga kelebihan obat akan menetes dari nostridan tidak akan tertelan.

5. Pemberian obat vagina.
Obat tersedia dalam bentuk supositoria, sabun, jeliatau krim.
Penyimpanan diletakan dalam lemari es untuk menghindari obat meleleh.
Kebanyakan dilakukan sendiri oleh pasien untuk menjaga privacynya.



6. Pemberian obat rectal
Bentuk obat supositoria berbeda dengan supositoria vagina, bentuknya lebih tipis dan bulat
Efek obat lokal, dapat meningkatkan defekasi, atau efek sistemik misalnya mengurangi  rasa mual atau menurunkan suhu tubuh ( obat ini bermanfaat pada pasien yang tidak dapat mentoleransi obat oral)
Obat disimpan dalam lemari es sebelum diberikan.

MEMBERI OBAT MELALUI INHALASI
      Biasanya diberikan pada pasien yang  menderita penyakit pernafasan kronik, misalnya asma kronis, empisiema, atau bronchitis.
Obat yang diberikan melalui inhalasi membuat klien dapat mengontrolobstruksi jalan nafas.

PERAWATAN RESTORATIF : MENGAJARKAN KLIEN MELAKUKAN TERAPI INTRA VENA DI RUMAH.

      Pada perawatan lanjutan, terkadang klien dapat di pulangkan dari tempat perawatan akut dan menerima terapi intravena dirumah.
Obat-obatan antibiotika, kemoterapi, nutrisi parentral total, obat nyeri dan transfuse darah dapat diberikan dirumah.
     Kebanyakan klien yang mendapat terapi intra vena dirumah akan dipasang kateter vena sentral yang dimasukan sebelum klien dipulangkan.. Pada saat ini penting untuk mengajarkan adanya tanda -tanda infeksi dan melaporkan setiap ada permasalahan.
Kemampuan klien, yang di pulangkan dan mendapat  terapi intravena dirumah dalam pelaksanaannya harus dikaji secara cermat.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar