Sabtu, 07 April 2012

ASKEP BEDAH PLASTIK PADA KULIT

ASKEP BEDAH PLASTIK PADA KULIT

I.             Pengertian
Bedah plastik adalah memperbaiki cacat ( defek ) dan cedera pada jaringan tubuh. Kulit merupakan jaringan utama yang terlibat sementara. Tulang rawan (kartilago), pembuluh darah dan tulang adalah urutan jaringan berikutnya yang sering menjalani bedah plastik.

II.          Metode.
Penggantian kulit yang cacat dilakukan dengan 2 metode utama yaitu “free skin grafts” dan “ skin flaps”.
1.      Free Skin Grafts.
Kulit seluruhnya dilepas dari bagian yang menjadi donor dan dari suplai darahnya. Keberhasilan hidup jaringan kulit ini tergantung dari suplay O2 dan zat makanan dari sedikit eksudat yang ada pada bagian yang akan dicangkok (resipen) sampai kapiler tumbuh kedalam jaringan tersebut. Pencangkokan ini dapat “partial thikness graft“ ( sebagian kulit ) atau “full thikness graft” (seluruh tebal kulit ).

a.      Partial Thikness Graft.
Pencangkokan ini paling lazim dikerjakan dan dapat digunakan untuk menutup daerah yang luas ( mis : luka bakar ). Cangkokan diambil dari daerah kulit yang sehat ( daerah donor ) dengan sebilah pisau khusus, lembaran kulit yang tipis diletakan pada daerah yang menerima ( daerah resipen ) dan dipertahankan disana dengan pembalutan kasa dan penjahitan sampai tumbuh kapiler dan fibroblast dari bawah yang merekatkan cangkokan tersebut sekitar 10 hari. Daerah donor akan sembuh melalui regenerasi sel-sel yang tersisa ( seperti pada luka bakar superfisial ) dan bahkan dapat dipakai kembali untuk pencangkokan selanjutnya.

b.      Full Thikness graft ( Walfe Graft ).
Seluruh dermis dengan stratum basale diambil bagian eksisi dengan sebilah pisau , kulit yang tebal ini memberikan tekstur dan warna yang jauh lebih baik dan digunakan pada pencangkokan didaerah muka serta tangan. Daerah donor diambil pada daerah yang longgar seperti abdomen dan bawah lengan, kemudian ditutup dengan jahitan.

2.      Skin Flaps.
Kulit sebagian masih melekat dan masih mempunyai suplai darah. Sebuah kelopak kulit ( skin flap ) diangkat kalau perlu dengan jaringan dibawahnya, tapi sebagian tetap dibiarkan melekat melalui dasar atau kaki kelopak tersebut. Suplai darah dengan demikian dipertahankan lewat dasar kelopak sampai tumbuh sirkulasi darah yang baru dari daerah penerima cangkokan.

a.      Local Flaps.
Disini digunakan kelopak kulit ( flap ) untuk menutup defek secara lokal. Pencangkokan ini sebagian tergantung kepada ketegangan kulit yang paling mudah adalah dengan memotong bagian bawah pinggir luka sehingga memungkinkan keduanya ditarik menyatu, dengan jahitan defek dapat ditutup dengan memajukan flap biasa atau dengan menggunakan flap V /– Y.

§  Direct Pedicle Graft.
“Skin Flaps“ ini dapat memasok langsung suatu cangkokan kulit penuh (full thikness graft) pada ekstermitas dengan mendekatkan ekstermitas tersebut kedaerah donor.
Kelopak kulit ( flap ) diangkat dan ditempelkan pada pinggir daerah yang menerima ( resipen ). Setelah pembuluh darah dan mengalirkan darah kedalam cangkokan itu, dasar kelopak dapat dilepas dari daerah donor, daerah donor ditutupi dengan jahitan.

§  Tubed Pedicle Graft.
Tujuan adalah untuk memindahkan suatu “ pedicle graft “ kebagian yang jauh letaknya. Kelopak kulut ( flap ) diangkat, namun diobati menjadi sebuah tabung ( tube ) dan ujung bebasnya lalu diletakan pada daerah sementara, setelah terbentuk suplai darah yang baru dari ektermitas tersebut, cangkokan ini dilepaskan dari tempat semula, ekstermitas kemudian dipindahkan kedaerah yang menerimanya, sesudah terbentuk daerah yang baru cangkokan dilepas dari ektermitas.

III.       Tekhnik Graft Kulit.
1.      Pemilihan tempat donor.
Bilamana mungkin pilihlah tempat dimana jaringan parut tidak menarik perhatian atau mudah ditutup dengan pakaian ( bokong lateral, pinggul, paha atas ).
2.      Mempersiapkan tempat penerima.
a.       Tempat harus terbebas dari semua jaringan nekrotik, debridement pada luka kecil dapat dilakukan dengan zat enzimatik ( trauase ), untuk luka besar dilakukan pembedahan.
b.      Infeksi harus dikontrol dengan perawatan luka yang cermat.
c.       Untuk graft bebas harus ada permukaan ada permukaan vaskular ( luka traumatik atau bedah yang segar biasanya mempunyai jaringan vaskular yang baik ).
d.      Perdarahan harus diatasi.
3.      Prosedur pada saat pemasangat graft.
a.       Anastesi.
§  Biasanya dipakai anastesi umum.
§  Anastesi lokal dengan 0,5 % Lidokain ( untuk kasus kecil )
§  Jika graft tidak perlu dijahit hanya tempat donor yang harus dianastesi.
b.      Mendapatkan graft.
c.       Menempelkan graft.
d.      Perawatan tempat donor.
e.       Membalut graft.

Perawatan luka primer yang tepat pada luka jaringan lunak memperkecil akan perbaikan jaringan parut yang akan datang. Bilamana keadaan umum pasien memungkinkan, suatu perbaikan yang cermat harus dilakukan dengan anastesi lokal atau umum. Perbaikan primer dapat dilakukan selambat-lambatnya 18-24 jam setelah trauma kecuali pada kasus luka yang sangat terkontaminasi yang ditutup setelah perawatan luka selama beberapa hari.

a.      Membersihkan luka dan debridemen.
Luka dibersihkan dengan irigasi yang seksama dengan larutan garam fisiologis, flap kulit di angkat untuk membuka kantong-kantong dan benda asing dicari dan dikeluarkan. Kotoran atau lemak dikeluarkan dari jaringan.
Tepi-tepi yang kasar dan jaringan yang jelas tidak vital harus dieksisi. Tetapi harus konservatif dalam melakukan debridemen pada jaringan wajah karena suplai darah sangat baik pada daerah ini mengiringi ancaman infeksi. Bagian-bagian kulit yang telah kehilangan suplai darahnya kadang-kadang dapat diubah menjadi “full thikness graft” dan dipakai dalam perbaikan. Bagian-bagian telinga, hidung atau kelopak mata, jika terlalu rusak, harus dirapikan, dicuci dengan air garam fisiologis dengan hati-hati. Jika ada permukaan yang mengalami abrasi, selapis kasa yang tidak melekat harus ditutupkan pada luka tersebut. Suatu pembalut yang memberikan tekanan merata dengan menggunakan “stockinette”, kerliv ( kasa “cling” ) biasanya menguntungkan.
b.      Perbaikan.
Tepi-tepi yang tidak rata atau miring dieksisi untuk membuatnya jadi tegak lurus dengan permukaan kulit.

PERAWATAN LUKA PASCA BEDAH
1).    Periksalah luka tersebut setelah 24-48 jam. Carilah tanda-tanda hematoma atau infeksi. Jika ada hematoma, lepaskanlah beberapa jahitan secukupnya sehingga dapat terlihat darah yang terperangkap. Jika ada infeksi, jahitan dilepas untuk memungkinkan drainase ; lakukan pembiakan dan tes kepekaan. Antibiotik yang tepat harus diberikan dalam dosis tinggi dan dihentikan segera setelah infeksi teratasi.
2).    Jahitan diangkat secara dini untuk mencegah terbentuknya bekas-bekas jahitan. Jika tidak ada ketegangan, jahitan diwajah diangkat pada hari ke- 4 atau 5, garis insisi kemudian disokong dengan pita kertas perekat selama 3-4 hari berikutnya.


PENGKAJIAN SISTEM INTEGUMEN
DATA SUJEKTIF
KULIT
Gatal.
Nyeri.
Kemerahan
Berminyak
Kering
Kasar
Tidak rata.
Tipis.
Tierkelupas.
Lepuh
Panas
Dingin
Perubahan warna kulit
Bintik penuaaan
Borok
Penggunaan Retin A

DATA OBJEKTIF
KULIT
Warna
Sianosis
Bibir.
Area sirkumoral
Membran mukosa
Daun telinga
Dasar kuku
Turgor
Elastisitas
keutuhan.
Kemerahan
Kelembaban
Kebersihan
Bau
Edema
Sisi pungsi jarum
Gigitan serangga
Skabies
Jerawat, kalus, tanduk.
Eksudat.
Lapisan urenik, janggut, alis.
Sklerema
Striae
Area penekanan diatas tonjolan tulang.
Ulkus dekubitus





Tidak ada komentar:

Posting Komentar