Kamis, 24 Mei 2012

Cairan Hidup “ASI”, Bagaimana Mengoptimalkan produksinya?


Cairan Hidup “ASI”, Bagaimana Mengoptimalkan produksinya?


Hamil dan melahirkan adalah anugerah Sang Pencipta yang seyogyanya disyukuri oleh semua insan yang mengalaminya. RS Bunda yang telah berdiri 37 th yang lalu, diberi kesempatan menjadi saksi puluhan ribu kelahiran dimana  “sebuah kehidupan” dimulai.Seorang Ibu  adalah malaikat bagi setiap bayinya, yang telah dikandung selama 9 bulan dan dengan perjuangan dilahirkannya. Di usia 16 minggu kehamilan,  plasenta (ari ari ) terbentuk dan saat itu semua kebutuhan bayi disalurkan melalui plasenta. Ibu dan bayi ibarat satu kesatuan yang tak terpisahkan sejak dalam kehamilanya.
Menyusui sesungguhnya berfungsi menggantikan plasenta (ari ari) setelah kelahiran terjadi. Istilah eksternal plasenta dimana semua proses yang  dialami bayi terjadi di dalam kehamilan dilanjutkan setelah kelahiran  melalui “proses menyusui”. Air susu Ibu dan menyusui adalah 2 hal penting yang merupakan kelanjutan fungsi plasenta untuk memenuhi kebutuhan bayi untuk mendapat nutrisi (makanan) terbaik, dan  perlindungan berupa zat zat kekebalan di dalam ASI yang menghindarkan bayi dari segala macam penyakit. Dua kebutuhan bayi tadi masih disempurnakan dengan fungsi lain  yang tidak kalah pentingnya yaitu “proses stimulasi” yang terjadi selama proses menyusui. Stimulasi atau rangsangan terhadap 5 panca indera bayi sejak kelahiran akan mengoptimalkan perkembangan  Otak bayi  pada bulan bulan pertama kelahiran paling sensitive terhadap “rangsangan’ yang di terima melalui panca inderanya. Proses menyusui yang melibatkan 5 indera bayi yang terdiri dari indera penciuman, pendengaran, kulit, pengecapan dan bahkan indera penglihatan. Bayi baru lahir mempunyai penciuman yang sangat baik, sehingga dimanfaatkan untuk melakukan “iniasi menyusu dini” . Indera pendengaran yang sudah sempurna jauh sebelum kelahiran terjadi( bayi dapat mendengar sejak belum dilahirkan usia 20 minggu kehamilan ),  memberi kesempatan bayi untuk mendengar nafas, suara dan degup jantung ibu selama proses menyusui. Kulit bayi dimana terletak banyak reseptor “syaraf” akan menerima begitu banyak rangsangan saat bayi di dekap selama menyusui.
Bagaimana dengan penglihatan bayi, dapatkah bayi melihat? DI awal kehidupan saat kelahiran bayi terjadi, bila kita sempat melakukan “skin to skin contact” dengan meletakkan bayi di dada ibu cukup lama (terutama bila bayi dilahirkan “normal”) mata bayi begitu  “alert” seolah  melihat. Proses skin to skin contact ini turut berperan dalam mempercepat keluarnya kolostrum. ASI menyempurnakan fungsi penglihatan bayi karena kandungan DHA/AA yang terdapat dalam ASI yang sangat penting disamping dalam proses pembentukan syaraf otak bayi, juga berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi penglihatan terutama retina mata.
Jenis makanan ibu bervariasi adalah stimulasi indera pengecapan bagi bayi
Yang tidak banyak diketahui adalah rasa ASI yang berubah sesuai dengan makanan yang dikonsumsi ibu. Rasa yang berubah ubah pada ASI inipun merupakan stimulasi bagi indera pengecapan bayi. Aliran ASI dari payudara yang kadang deras bak air bah sehingga membuat bayi gelagapan,kadang kosong sehingga bayi harus mengisap lebih kuat adalah stimulasi yang juga akan “membuat bayi pintar” bagaimana mereka harus mengatur strategi supaya tetap mendapat ASI yang juga sering disebut sebagai satu satunya “cairan hidup”  yang ada di alam semesta ini. Kuman Lacto bacililus adalah bakteri baik yang memberi perlindungan pada usus bayi ternyata ditemukan juga dalam ASI. ADanya kehidupan bakteri baik ini lah yang membuat ASI diistilahkan sebagai “cairan hidup”.  Kelak bakteri baik ini melindungi usus bayi dari berbagai macam penyakit yang masuk melalui saluran pencernaan. Lalu apa yang harus di dilakukan atau dikonsumsi seorang ibu agar dapat menghasilkan “cairan hidup” atau ASI itu?
Rooming in selama di perawatan di RS berperan meningkatkan produksi ASI
APa itu Rooming in? Rooming in adalah cara perawatan bersama ibu dan bayi di RS setelah kelahiran. Bayi seminimal mungkin berpisah dengan ibunya. Semua kegiatan dilakukan di kamar ibu.Tidur, ganti popok, bahkan memandikan bayi, sedapat mungkin dilakukan di kamar perawatan ibu. Dengan demikian Ibu jadi lebih mengenal bayi dan  mengerti tanda bayi ingin minum. Melihat bayinya tertidur atau denga ibu memeluk bayi, sangat mempengaruhi produksi hormon “oksitosin”( salah satu hormone yang penting dalam produksi ASI). Perasaan bahagia ibu dan juga seluruh keluarga ikut berperan dalam mempengaruhi produksi ASI. Dukungan seluruh keluarga terhadap aktifitas menyusui sangat membantu “percaya diri” ibu dalam memberi cairan hidup atau ASI itu.
Produksi ASI dipengaruhi oleh 2 hormon penting yaitu hormon prolaktin dan oksitosin. Kedua hormon ini akan diproduksi baik bila bayi disusui sesering mungkin. Bila ingin berhasil menyusui, perawatan di RS sesaat setelah kelahiran  memegang peranan cukup penting dalam mendukung ibu dan bayi untuk sukses menyusui di kemudian hari. Inisiasi Menyusu dini tanpa diikuti rooming in yang baik, biasanya juga akan membuat proses menyusui “tersendat”. Idealnya sejak kelahiran bayi terus dirawat bersama ibu (bahkan satu tempat tidur). Ibu ibu yang baru melahirkan sebaiknya memahami bahwa ada 3 hal yang normal terjadi pada bayi baru lahir

  1. Produksi ASI awal (kolostrum) sedikit bahkan belum ada di hari 1- 2 kelahiran. IMD dan Rooming in dapat mempercepat keluarnya kolostrum bila bayi sering atau rajin disusui
  2. Di awal kelahiran, adalah normal berat badan bayi akan turun, tetapi tidak akan melebihi 7 persen dari berat badan lahir. bila Rooming in dan menyusui sesering mungkin dapat dilakukan dengan baik setelah usia 1 mg biasanya berat badan bayi akan kembali ke BB semula saat lahir
  3. Bayi kuning adalah normal selama kadar nya dapat diawasi sesuai dengan berat lahir dan umur bayi. 

Ketiga masalah diatas, dapat diatasi dengan melakukan rooming in. Tentu saja persyaratan roomin in harus diperhatikan, yaitu kondisi bayi dan ibu stabil setelah kelahiran
Ibu kurus dengan payudara kecil tetap dapat menghasil ASI yg baik
Faktor gizi ibu sebetulnya di awal menyusui tidak begitu besar pengaruhnya.Ibu yang kurus atau payudara nya kecil bukan berarti tidak dapat menghasilkan ASI cukup.  Seringkali ibu yg sebelum hamil sudah menderita obesitas, justru produksi nya ASI kadang kadang terganggu . Karena itu kegemukan tidak baik bagi siapa saja. Wanita yang terlalu gemuk biasanya akan terganggu kerja hormon, khususnya yg berfungsi dalam menyerap gula (resisten insulin) yg bisa  berpengaruh terhadap  hormon prolaktin
Menyusui melangsingkan?
Seorang ibu menyusui membutuhkan makanan yang lebih banyak dari wanita yang tidak menyusui, tetapi tidak perlu jumlahnya 2 kali lipat atau 2 kali porsi makan wanita yang tidak menyusui. Memang Kebutuhan kalori ibu menyusui lebih banyak yaitu sekitar 2500 kalori (perempuan dewasa memerlukan kalori sekitar 2000 kalori). Tidak berbeda denga  wanita lain,Ibu menyusui yang terlalu banyak makan tentu saja akan “gemuk”bila makan berlebihan, melebihi kalori yang dibutuhkan. Apalagi kalau banyak memilih jenis makanan karbohidrat kompleks seperti “nasi” atau “mie” yang bila berlebihan akan disimpan sebagai lemak yang pasti akan membuat wanita bertambah gemuk. Untuk mengetahui jenis makanan yang diperlukan ada baiknya para wanita hamil atau menyusui mulai memperhatikan jenis dan jumlah asupan makanannya. Dalam 3 bulan pertama kelahiran, sebetulnya ibu masih mempunyai cukup banyak cadangan “makanan” yang dapat dimanfaatkan untuk menambah jumlah kalori yang dibutuhkan sehingga ibu yang baru melahirkan hanya perlu tambahan sekitar 500 kalori tambahan dalam makanannya ( 500 kalori itu meungkin hanya sekitar 1 potong cheese cake atau 1 potong cake black forrest yang memang tinggi kalori) Setelah 3 bulan berlalu, barulah ibu membutuhkan lebih banyak sedikit yaitu sekitar 700 kalori.
Dengan mengatur makanan, proses menyusui sebetulnya dalam 3 bulan dapat membantu para wanita untuk menurunkan berat badan. Menyusui juga akan membuat wanita dalam sehari kehilangan kalori sekitar 350-500 kalori (bandingkan dengan olahraga “main tali “ 100 kali  yang hanya membakar 30 kalori)
Bagaimana memilih jenis makanan pada ibu menyusui?
Ibu menyusui hendaknya bijaksana memilih makanan. Berikut adalah piramid makanan yang di popularkan oleh “Perempuan Clinic” pimpinan dr Nila Amarila SpKK (yang saat ini ada di Bunda International Clinic) yang telah banyak membantu ibu menyusui dalam mengatur makanan dan memberi asupan bagaimana memperoleh berat badan seimbang.
Makanan seimbang harus di variasikan dengan gerak atau olah tubuh. Banyak ibu yang baru melahirkan takut melakukan olah raga. Padahal olah raga juga mempunyai peran penting disamping untuk membentuk tubuh, juga untuk membuat ibu rileks, tetap gembira dan bugar walau harus menyusui. Rasa bahagia, rileks dan ketulusan ibu menyusui berperan penting  dalam memproduksi hormon oksitosin, yang berperan dalam produksi ASI
Bagaimana mengatasi rasa “lapar” yang sering kali memang terjadi saat menyusui? Hormon oksitosin yang terproduksi  saat bayi mengisap payudara ibu, akan membuat ibu merasa lapar atau haus saat menyusui. Signal badan ibu ini dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan tubuh agar dapat menyediakan “makanan terbaik” untuk sang bayi. Makanan atau minuman apa yang sebaiknya di pilih ibu sehingga ibu tetap dapat menjaga tubuhnya tetap ideal bahkan seringkali kelihatan lebih “seksi”?. Gemuk seringkali sangat menakutkan banyak perempuan, begitu juga ibu menyusui. . Pengetahuan tentang jenis makanan dan kandungan nutrisinya, sangat baik diketahui oleh seorang ibu menyusui.  Lihat gambar Piramidaku berapa banyak sebetulnya ibu harus mengkonsumsi makanan yang bermanfaat untuk kebutuhan sehari hari. Jangan lupa banyak minum air putih untuk mengatasi kehausan di sela sela menyusui. Lebih lebih bila ibu mulai melakukan olah raga.
Nutrisi yang dibutuhkan ibu menyusui  sebanyak sekitar 2500 kalori sebaiknya terdiri dari nutrisi seimbang yaitu makanan  yang terdiri dari karbohidtrat (pada gambar adalah dasar piramid, yang diperlukan untuk tenaga), protein dan lemak  (sumber dapat dari  ikan, daging, atau product susu) yang pada pyramid terletak pada tingkat 2 dan 3. Yang cukup banyak dibutuhkan adalah sayur dan buah buahan. Ibu menyusui membutuhkan sumber zat besi dan calcium disamping cairan yang cukup. Jadi faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui ada 2 hal yang perlu diperhatikan, jumlah makanan dan jenis makanan pun harus diperhatikan. Ibu menyusui yang merasa sering pegal, mungkin saja kurang calcium yang dikonsumsinya. Sumber calcium ada pada product susu, ikan ,daging atau sayur sayuran  hijau juga banyak mengandung calcium. Walaupun jumlah makanan harus diperhatikan, tetap lah jangan berlebih. Makanan sayur dalam jumlah banyak dan buah buahan dapat memenuhi kebutuhan kalori,  menjadikan tetap mempunyai berat badan yang ideal.
Tips Gizi bagi ibu menyusui
Ibu menyusui harus mengkonsumsi makanan seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein lemak, sayur dan buah buahan dengan proporsi seimbang seperti dalam gambar piramidaku. Bila ibu merasa lapar tetapi belum waktunya makan besar (makanan utama, pagi siang dan malam), pilihlah sayur atau buah yang komponennya juga diperlukan untuk bayi.  Sayur sayuran yang mempunyai nila kandungan gizi baik karena mengandung banyak kalsium dan zat besi adalah sayuran mempunyai warna hijau. Daun katuk sangat terkenal di masyarakat sesungguhnya karena kandungan kalsium dan zat besinya tinggi. Sumber calcium dari komponen susu boleh saja di jadikan alternarif tetapi pilihlah susu non fat, apalagi bila ibu sedang kelebihan berat badan.  Zat besi juga didapatkan pada daging merah misalnya (daging sapi, daging kambing ,hati) tetapi juga didapatkan pada sayur sayuran berwarna hijau. Zat besi sangat dibutuhkan bayi dalam perkembangan otaknya.  Disamping makanan ibu sebaiknya tetap istirahat cukup untuk mempertahan produksi ASI. Perawatan 3 hari di RS dengan cara Rooming in (merawat bersama ibu dan bayi selama di RS) adalah hal yang harus diperhatikan. Setelah usia bayi sekitar 40 hari, jangan lupa mulai berolah raga dan tidak kalah penting  pakailah “alat kontrasepsi” supaya bayi dapat disusui dengan baik secara eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan samapai usia 2 tahun besama sama dengan makanan pendamping.



Dr I Gusti Ayu Partiwi, SpA
SATGAS ASI IDAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar