Sabtu, 07 April 2012

PERAWATAN BUAH DADA

PENYULUHAN TENTANG PERAWATAN BUAH DADA
Ruang              : Poli Hamil/ Poli KB RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Sasaran            : Ibu-ibu hamil yang belum pernah mengikuti penyuluhan.
Alokasi waktu : 30 menit.

A.  Tujuan
B.  Materi
C.  Kegiatan belajar mengajar
D.  Metode
E.  Sumber
F.   Alat evaluasi
G. Kunci jawaban

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu mampu melakukan perawatan payudara secara mandiri dengan cara yang tepat.


1.    Pengertian perawatan payudara selama kehamilan.
2.    Guna perawatan payudara saat kehamilan.
3.    Tehnik/ cara perawatan payudara.
4.    Evaluasi keberhasilan perawatan payudara.

1.    Tahap pembukaan (5 menit).
-   Memperkenalkan diri dengan peserta penyuluhan.
-   Menyampaikan tujuan khusus.
2.    Tahap pengembangan (25 menit).
-   Menyampaikan materi.
3.    Tahap penutup (5 menit).
-   Evaluasi kepada peserta penyuluhan dengan cara menanyakan kembali tentang manfaat perawatan buah dada selama hamil dan cara-caranya.

Ceramah tanya jawab.

-   Tintin S. Rencana pengajaran.
-   Depkes RI. 1979. Perawatan Ibu di Pusat Kesehatan Masyarakat.
-   Christinia Ibrahim. 1989. Perawatan kebidanan Jilid II. Jakarta: Penerbit Batara.


1.    Mengapa ibu hamil perlu merawat payudaranya?
2.    Sebutkan langkah-langkah dari perawatan buah dada selama kehamilan ?
3.    Apakah kegunaan dari kapas dan minyak kelapa dalam perawatan payudara dalam kehamilan ?
1.    Agar siap untuk meneteki, karena meneteki akan merangsang pengembalian kandungan setelah melahirkan, menjalin kasih sayang dengan anak, mencegah kanker payudara daan memberikan kekebalan pada anak.
2.    Memilin puting susu sebanyak 20 kali, kemudian mengurutnya dan mangesek-geseknya dengan handuk kasar dan bila puting susunya tidak rata atau masuk ke dalam ditarik keluar dengan spuit 10 cc yang dibalik dengan ujungnya dibuang.
3.    Kapas digunakan untuk mengompres payudara dengan baby oil yang bertujuan agar daki terlepas.
MATERI
1.    Pengertian
Perawatan payudara saat hamil adalah merawat sedini mungkin payudara ibu pada saat kehamilan untuk mempersiapkan payudara sebagai penghasil ASI serta kebersihannya dan tehnik perawatannya.

2.    Waktu melakukan perawatan payudara
Perawatan kebersihan payudara dilakukan sedini mungkin selama kehamilan, sedangkan untuk massage dimulai pada saat kehamilan mencapai usia 28 minggu, hal ini bertujuan supaya uterus tidak berkontaksi secara berlebihan akibat rangsangan dari massage di payudara.

3.    Guna ASI
-   Membantu proses involusi, yaitu pengembalian kandungan yang tadinya ditempati oleh janin ibu, karena ibu meneteki maka perut ibu akan terasa mulas, hal ini merupakan tanda kandungan ibu mulai menyusut dan akan kembali ke ukuran normal pada saat belum hamil.
-   Menjalin kasih sayang antara ibu dan anak.
-   Meneteki sendiri merupakan cara yang mudah dan murah dalam memberikan susu pada bayi.
-   ASI adalah makanan yang paling cocok untuk bayi anda.
-   Di dalam ASI terkandung sumber daya tahan terhadap beberapa penyakit.
-   Mencegah terjadinya kanker payudara.

4.    Tehnik perawatan payudara
Kita siapkan alat sesuai dengan kebutuhan, yaitu:
Waskom 2 buah, handuk, spuit 10 cc untuk menarik puting susu yang masuk, kapas, kassa, minyak kelapa atau baby oil.
Langkah-langkahnya:
-   Kompres puting susu dengan menggunakan kapas minyak/ baby oil selama    + 3 menit yang bertujuan agar daki terlepas, kemudian kita memilin puting susu sebanyak 20 kali masing-masing puting yang bertujuan agar saluran susu tidak tersumbat oleh air yang mengering. Pada saat kita menekan daerah lingkaran hitam pada sekitar puting jika keluar air susu maka saluran susu pada puting tidak buntu lagi.
-   Kemudian kita lakukan pengurutan pada kedua payudara dengan cara, kita berikan baby oil atau minyak, kemudian tangan kiri menyangga payudara dan yang kanan mengurut payudara dari atas ke bawah dari pangkal ke ujung dan hal ini dilakukan pada kedua payudara.
-   Khusus pada ibu yang putingnya tidak rata atau masuk ke dalam maka perlu ditarik dengan menggunakan spuit 10 cc yang telah di potong pada ujungnya yang lancip, penggunaannya  balik spuit dengan bekas potongan menghadap keluar dan yang tidak terpotong menghadap ke payudara kemudian ditarik secara perlahan-lahan secara berulang-ulang.
-   Kemudian puting digesek-gesekan pada handuk kasar yang bertujuan agar ibu beradaptasi terhadap mulut bayi, karena pada saat meneteki nanti puting ibu akan bersentuhan dengan lidah bayi dan lidah bayi ini kasar.

FISIOLOGIS KEHAMILAN

Perubahan yang terjadi:
1.    Hipervolemia yang terjadi sejak umur kehamilan 8 minggu dan akan mencapai puncak pada saat umur kehamilan mencapai 28 minggu dan akan menetap sampai saat melahirkan.
2.    Jantung dan diafragma akan terdesak keatas oleh karena dorongan dari uterus yang mengalami pembesaran sesuai dengan umur kehamilan.

Manifetasi secara klinis:
1.    Volume darah meningkat.
2.    Frekwensi heart rate meningkat.
3.    Tekanan darah menurun sedikit.
4.    Kekuatan jantung memompa darah meningkat pula.
5.     
Insiden penyakit jantung:
Mencapai 1-4 %, di negara atlantik utara mencapai 1-3 % dan di australia  1 %.

Prognosis
Ibu:
Tergantung pada berat ringannya penyakit yang di derita, umur ibu, penyulit, pengawasan pengobatan, pimpinan persalinan, kepatuhan penderita terhadap penatalaksanaan.

Bayi:
Penyakit jantung yang tidak terlalu berat tidak terlalu berpengaruh terhadap keadaan janin perinatal, tetapi penyakit jantung yang berat akan menimbulkan gawat janin/ fetal distress.

Gejala:
Pada pengkajian mungkin akan didapatkan riwayat penyakit dahulu penyakit jantung, mudah lelah, sesak nafas jika beraktivitas mungkin juga pada saat istirahat, berdebar-debar, nadi tak teratur, edema pulmonal serta adanya sianosis.

Klasifikasi:
-   Grade I, Tidak ada pembatasan aktivitas fisik dan tidak ada gejala yang nampak.
-   Grade II, ada sedikit pembatasan aktivitas fisik, pada saat istrahat tidak ada keluhan, kegiatan fisik yang meningkat menyebabkan insufisiensi jantung. Gejala yang timbul adalah: lelah, palpitasi, sesak nafas dan nyeri dada.
-   Grade III, Kegiatan fisik dibatasi, pada saat istirahat keluhan berkurang, dengan sedikit kegiatan fisik sudah kelelahan akibat dari insufisiensi jantung.
-   Grade IV, pada saat istirahatpun ada keluhan, kerja fisik yang sangat ringan akan menimbulkan insufisensi jantung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar