Jumat, 06 April 2012

TEORI  BERUBAH



PENDAHULUAN
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan.Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implisit dan eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik lainnya untuk memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin mengembangkan strategi untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah.

 Keperawatan yang sedang berada pada proses profesionalisasi terus berusaha membuat atau merencanakan perubahan. Adaptasi terhadap perubahan telah menjadi persyaratan kerja dalam keperawatan. Personal keperawatan bekerja untuk beberapa pimpinan, termasuk klien dan keluarganya, dokter, manajer keperawatan, perawat pengawas dan perawat penanggung jawab yang berbeda dalam tiap ship. Perawat pelaksana menemukan peran bahwa mereka berubah beberapa kali dalam satu hari. Kadang seorang perawat menjadi manajer, kadang menjadi perawat klinik, kadang menjadi konsultan dan selalu dalam peran yang berbeda.
Sebagai perawat pelaksana maupun sebagai manajer keperawatan kita perlu membuat perubahan untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat tentu saja berharap perubahan tersebut jangan sampai menimbulkan konflik. Oleh karena itu, sebaiknya perawat perlu mengetahui teori-teori yang mendasari perubahan.


1. PENGERTIAN

Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada. Perubanah dapat mencakup keseimbangan personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.



Teori Redin
        Menurut   Redin   sedikitnya   ada   empat   hal  yang   harus   di   lakukan   seorang
manajer sebelum melakukan perubahan, yaitu :
    1.   Ada perubahan yang akan dilakukan
    2.   Apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat
    3.   Bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan
    4.   Bagaimana kelanjutan pelaksanaannya
Redin juga mengusulkan tujuh teknik untuk mencapai perubahan :
     1.  Diagnosis
     2.  Penetapan objektif bersama
     3.  Penekanan kelompok
     4.  Informasi   maksimal
     5.  Diskusi tentang pelaksanaan
     6.  Penggunaan upacara ritual
        Intervensi   penolakan   tiga   teknik   pertama   dirancang   bagi   orang-orang   yang
akan   terlibat   atau   terpengaruh   dengan   perubahan.   Sehingga   diharapkan   mereka
mampu mengontrol perubahan tersebut.



Teori Havelock
        Teori    ini  merupakan      modifikasi    dari  teori   Lewin    dengan    menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.
             1.   Membangun suatu hubungan
             2.  Mendiagnosis masalah
             3.  Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
             4.  Memilih jalan keluar
             5.  Meningkatkan penerimaan
             6.  Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri

Teori Spradley
        Spradley  menegaskan bahwa perubahan terencana  harus  secara   konstan dipantau   untuk   mengembangkan   hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar dari model Spradley  :
             1.   Mengenali gejala
             2.  Mendiagnosis masalah
             3.  Menganalisa jalan keluar
             4.  Memilih perubahan
             5.  Merencanakan perubahan
             6.  Melaksanakan perbahan
             7.  Mengevaluasi perubahan
             8.  Menstabilkan perubahan


Roger E (1962)

Menurut Roger E untuk mengadakan suatu perubahan perlu ada beberapa langkah yang ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat tercapai.Langkah-langkah tersebut antara lain:

1.    Tahap awareness
Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan                 perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada kesadaran untuk berubah,maka tidak mungkin tercipta suatu perubahan.

2.   Tahap interest
            Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahanharus timbul perasaan minat terhadap perubahan dan selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru dari perubahan yang dikenalkan.Timbulnya minat akan mendorong akan menguatkan kesadaran untuk berubah.

3.    Tahap evaluasi
            Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan.Evaluasi ini dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan.

4.    Tahap trial
   Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan kondisi atau situasi yang ada,dan memudahkan untuk diterima oleh lingkungan.

5.   Tahap adoption
   Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.


Lippit (1973)
                                                     

Lippit memandang teori perubahan dapat dilaksanakan dari tinjauan sebagai seorang pembaharu, dengan memperkenalkan  terjadinya perubahan, sehingga terdapat beberapa langkah yang ditempuh untuk dapat mengadakan pembaharuan. Langkah yang dimaksud adalah :
1.      Menentukan diagnosis terlebih dahulu masalah yang ada.
2.      Mengadakan pengkajian terhadap motivasi perubahan serta kemampuan dalam perubahan.
3.      Melakukan pengkajian perubahan terhadap hasil atau manfaat dari suatu perubahan
4.      Menetapkan tujuan perubuhan yang dilaksanakan berdasarkan langkah dalam pembaharuan.
5.      Menetapkan peran dari pembaharuan sebagai pendidik, peneliti atau pemimpin data pembaharuan.
6.      Mempertahankan hasil dari perubahan yang dicapai.
7.      melakukan penghentian bantuan yang diberikan secara bertahap dengan harap peran dan tanggung jawab dapat tercapai secara berharap.

2.  TIPE  PERUBAHAN

Perubahan merupakan sesuatu yang mungkin sulit diterima bagi seseorang, kelompok atau masyarakat yang belum memahami  makna dari perubahan. Apabila dipandang dari tipe perubahan, menurut Bennis tahun 1965, perubahn itu sendiri memiliki tujuh tipe diantaranya tipe indokritisi, tipe paksaan, tipe teknokratik, tipe interaksional, tife sosialisasi, tipe emulatif dan tipe alamiah.
1.            Tipe  indoktrinasi, sutu perubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau masyarakat  yang menginginkan pencapaian tujuan  yang diharapkan  dengan cara memberi doktrin atau menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah.
2.            Tipe Paksaan atau kekerasan, merupakan tipe perubahn dengan melakukan  pemaksaan atau kekerasan pada anggota atau seseorang dengan harapan tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana.
3.            Tipe Teknokratik, merupakan tipe perubahan  dengan melibatkan kekuatan lain dalam mencapai tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak lain untuk membantu tercapai tujuannya.
4.            Tipe interaksional,  merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok yang saling berinteraksi satu dengan yang lain  dalam mencapai tujuan yang diharapkan dari perubahan.
5.            Tipe Sosialisasi, merupakan suatu perubahan dalam mencapai suatu tujuan dengan menggunakan kerjasama dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
6.            Tipe emultif , merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuatan unilateral dengan tidak merumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh-sungguhperubahan ini dapat dilakukan  pada sistem di organisasi yang bawahannya berusaha menyamai  pemimpin atau atasannya.
7.            Tipe alamiah, perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi dalam merumuskan dilkukan secara tidak sungguh-sungguh, seperti kecelakaan, maka seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendaraan dan lain sebagainya.



3.  Proses Terjadinya Perubahan

Dalam proses perubahan akan terjadi sebuah siklus. Siklus dalam sistem perubahan tersebut itulah yang dinamakan sebuah proses yang akan menghasilkan sesuatu dan berdampak pada sesuatu. Dalam proses perubahan terdapat komponen yang satu dengan yang lain dapat mempengaruhi seperti  perubahan priaku sosial, perubahan struktural dan institusional dan perubahan teknologi.
Perubahan structural institusional
 


Perubahan teknologikal
 
Perubahan prilaku sosial
 



                    KOMPONEN DALAM PROSES PERUBAHAN

            Berdasarkan komponen diatas, proses perubahan dapat saling mempengaruhi komponen yang ada, sebagaimana contoh dengan adanya penemuan teknologi tepat guna, maka di masyarakat  akan terjadi perubahan  dalam prilaku sosial memungkinkan masyarakat akan menggunakan dari  teknologi yang dihasilkan. Prilaku sosial di masyarakat akan dapat merubah struktural  institusional dari sistem organisasi yang ada di masyarakat.


4.  Motivasi Dalam Perubahan
Pada dasarnya setiap manusia mengalami proses perubahan dan memiliki sifat berubah, mengingat berubah merupakan salah satu bagian dari kebutuhan manusia. Perubahan timbul karena adanya suatu motivasi yang ada dalam diri manusia. Motivasi itu timbul karena tuntutan kebutuhan dasar manusia, sedangkan kebutuhan dasar manusia yang dimaksud adalah :
1.      Kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, tidur, oksigenasi, dan lain-lain yang secara fisiologis dibutuhkan manusia untuk mepertahankan hidupnya. Berdasarkan kebutuhan tersebut maka manusia selalu ingin mempertahankan hidupnya dengan jalan memenuhinya atau selalu mengadakan perubahan.
2.      Kebutuhan keamanan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar mendapatkan jaminan keamanan atau perlindungan dari berbagai macam bahaya yang ada sehingga manusia ingin selalu memenuhinya dengan jalan mengadakan perubahan untuk  mempertahankan kebutuhan tersebut, seperti mendapatkan pekerjaan yang tetap, tempat tinggal yang aman dan lain-lain.
3.      Kebutuhan sosial. Kebutuhan ini mutlak diperlukan karena manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, sehingga untuk memenuhi kehidupan sosialnya manusia selalu termotivasi untuk mengadakan perubahan dalam memenuhi kebutuhan seperti mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan.
4.      Kebutuhan penghargaan dan dihargai. Setiap manusia selalu ingin mendapatkan penghargaan dimata masyarakat akan prestasi, status dan lain-lain. Untuk itu manusia akan termotivasi untuk mengadakan perubahan.
5.      Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan perwujudan diri agar diakui masyarakat akan kemampuannya dan potensi yang dimiliki, akan memotivasi seseorang untuk memacu diri dalam memenuhinya melalui suatu perubahan.
6.      Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul bersama, kebutuhan untuk melakukan kontrol dalam mendapatkan pengaruh dari lingkungan atau dalam menjalankan sesuatu dan kebutuhan untuk dikasihi dapat motivasi tersendiri dalam mengadakan perubahan.

5.   Strategi Dalam Perubahan

Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dapat tercapai secara tepat, efektif, dan efisien. Cara tersebut membutuhkan strategi khusus dalam perubahan diantaranya :

·        Strategi Rasional Empirik
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan menggunakan rasionalnya dalam menerima suatu perubahan. Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau adanya desiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien. Selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.

·        Strategi Reedukatif Normatif
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat. Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan baru di masyarakat. Standar norma yang ada di masyarakat ini di dukung dengan sikap dan sistem nilai individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada. Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dalam proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam pembaharu.

·        Strategi Paksaan-Kekuatan
Dikatakan strategi ini karena adanya penggunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik. Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.



6.  Model Dalam Perubahan
Dalam perubahan kita mengenal beberapa model di antaranya model penelitian pengembangan, model interaksi social dan model penyelesaian masalah. Ketiga model tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam mengenal perubahan.

Research and Development Model (model penelitian dan pengembangan)
Model perubahan ini didasarkan atas penelitian dan perencanaan dalam pengembangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam menggunakan model ini dapat dilakukan dengan cara melakukan identifikasi atas perubahan yang akan dilakukan., menjabarkan atau mengembangkan komponen yang akan dilakukan dalam perubahan, menyiapkan perubahan dan melakukan desiminasi kepada masyarakat tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam perubahan.

Social Interaction Model (model interaksi social)
Model perubahan dengan interaksi social ini dilakukan berdasarkan atas saling kerja sama dalam system social dengan memfokuskan pada persepsi dan respon dari perubahan yang akan dilakukan. Model ini menggunakan langkah sebagaimana dalam teori perubahan Roger diantaranya, menyadari akan perubahan, adanya minat dalam perubahan, melakukan evaluasi tentang hal-hal yang akan dilakukan perubahan., melakukan uji coba sesuatu hal yang akan dilakukan perubahan serta menerima perubahan.

Problem Solving Model (model penyelesaian masalah)
Model ini menekankan pada penyelesaian masalah dengan menggunakan langkah mengidentifikasi kebutuhan yang menjadi masalah, mendiagnosis masalah, menemukan cara penyelesaian masalah yang akan digunakan, melakukan uji coba dan melakukan evaluasi dari hasil uji coba untuk digunakan dalam perubahan.

7.    Hambatan Dalam Perubahan

Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambata yang akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam diantara hal yang menjadi hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut :
1.      Ancaman kepentingan pribadi
Ancaman kepentingan pribadi ini merupakan hambatan dalam perubahan karena adanya kekhawatiran adanya perubahan segala kepentingan dan tujuan diri contohnya dalam pelaksanaan standarisasi perawat professional dimana yang diakui sebagai profesi perawat adalah minimal pendidikan DIII keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang dahulu dan tidak ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya sehingga hal tersebut dapat menjadikan hambatan dalam perubahan.
2.      Persepsi yang kurang tepat
Persepsi yang kurang tepat atau informasi yang belum jelas ini dapat menjadi Kendali dalam proses perubahan. Berbagai informasi yang akan dilakukan dalam system perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sulit menerimanya sehingga timbul kekhawatiran dari perubahan tersebut.
3.      Reaksi Psikologis
Reaksi psikologis ini merupakan factor yang menjadi hambatan dalam perubahan karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam merespon perbedaan system adaptasi pada setiap orang juga dapat menimbulkan reaksi psikologis yang berbeda sehingga bias menjadi hambatan dalam perubahan, contohnya apabila akan dilakukan perubahan dalam system praktek keperawatan mandiri bagi perawat, Jika perawat belum bias menerima secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.
4.      Toleransi terhadap perubahan rendah
Toleransi terhadap  perubahan ini tergantung dari individu, kelompok atau masyarakat. Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan tetap apabila toleransi seseorang terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit dilaksanakan.
5.      Kebiasaan
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya atau bahkan dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat, Faktor kebiasaan ini menjadikan hambatan dalam perubahan.
6.      Ketergantungan
Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses perubahan karena ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan tertentu. Suatu perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang yang selalu menggantungkan diri sehingga perubahan akan sulit dilakukan.
7.      Perasaan tidak aman
Perasaan tidak aman juga merupakan factor penghambat dalam perubahan karena adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambahkan ketidakmampuan pada diri, kelompok atau masyarakat.
8.      Norma
Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat dan tidak mudah dirubah. Apabila akan mengadakan proses perubahan namun perubahan tersebut bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan mengalami hambatan . Sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip perubahan , maka akan sangat mudah dalam perubahan.

8.  Perubahan Dalam Keperawatan

Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan antara lain :
1.      Keperawatan sebagai profesi yang diakui oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu berubah kea rah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi akan mengalami perubahan kearah professional dengan menunjukkan agar profesi keperawatan diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.
2.      Keperawatan sebagai bentuk pelayanan asuhan keperawatan professional yang diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.
3.      Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan harus selalu berubah dan berkembang sejalan dengan tuntutan  zaman dan perubahan teknologi, karena itu dituntut selalu mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan, sehingga ilmu keperawatan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasan yang kokoh dalam keilmuan.
4.      Keperawatan sebagai komunitas masyarakat ilmiah harus selalu menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu mengadakan perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang.





Daftar pustaka
                             


A. Azia Alimul Hidayat  (2004), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan  Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar