Jumat, 06 April 2012

DIAGNOSIS FISIK PADA ANAK



Diagnosis fisik cara baku untuk diagnosa penyakit. Pemeriksaan penunjang (sederhana-canggih) tidak dapat menggantikan kedudukan diagnosis fisik, Urutan proses diagnostik tetap diawali anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan dengan petunjuk anamnesis dan PD. Bayi dan anak Tumbuh dan berkembang, perlu perhatian pada PD (Physic Diagnostik). Di daerah terpencil diagnosis fisik penyakit hanya dari anamnesis dan PD 


ANAMNESIS
Wawancara langsung pasien (Autoanamnesis) atau orang lain (Heteroanamnesis) dimana Diagnosis penyakit anak + 80 % dari anamnesis sehingga hal ini  Merupakan bagian yang sangat penting dalam pemeriksaan klinis. Pemeriksa harus waspada akan terjadinya “Bias”. Menggunakan bahasa awam, Harus dilakukan pada saat yang tepat dan suasana yang memungkinkan.
Heteroanamnesis dilakukan kepada orang yang dekat dengan anak. Pemeriksa harus bersikap empati, menyesuaikan diri dengan yang diwawancarai, Pada kasus gawat darurat anamnesis terbatas pada keadaan umum dan yang penting saja, anak harus segera ditolong, Anamnesis harus diarahkan oleh pemeriksa, supaya tidak ngelantur

IDENTITAS
Supaya tidak keliru anak lain  berakibat fatal
Nama, Umur
Jenis kelamin
Nama orang tua (ayah, ibu)
Alamat (lengkap)
Umur, Pendidikan Orang tua
Pekerjaan Orang tua
Agama, Suku bangsa
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama
Keluhan yang menyebabkan anak dibawa berobat
Tidak selalu keluhan yang pertama diucapkan orang tua/pengantar
Keluhan utama harus sejalan dengan kondisi pasien dan kemungkinan diagnosis
Riwayat Perjalanan Penyakit
Disusun cerita yang kronologis terinci dan jelas
Dimulai dengan perincian keluhan utama
Diperinci mengenai gejala sebelum keluhan utama sampai anak berobat
Perincian gejala mencakup
Lamanya keluhan
Terjadinya gejala-gejala mendadak, terus menerus, hilang timbul
Berat ringannya keluhan menetap, bertambah berat
Keluhan baru pertama atau pernah sebelumnya
Apakah ada saudara/serumah yang mempunyai keluhan sama
Upaya pengobatan yang dilakukan dan obat yang diberikan
Keluhan utama yang sering dijumpai : Panas badan, Sesak nafas, mencret, muntah, kejang, tidak sadar, bengkak, kuning, perdarahan
Dari riwayat penyakit diperoleh gambaran kemungkinan diagnosis dan diagnosis banding
RIWAYAT KEHAMILAN
Kesehatan Ibu selama hamil
Kunjungan antenatal
Imunisasi TT
Obat yang diminum
Makanan ibu
Kebiasaan merokok, minuman keras       
RIWAYAT KELAHIRAN
Siapa yang menolong
Cara kelahiran, masa hamil
Tempat melahirkan
Keadaan setelah lahir (nilai APGAR)
BB & Panjang badan Lahir
Keadaan anak minggu I setelah lahir
RIWAYAT PERTUMBUHAN
Dilihat kurva BB terhadap Umur (KMS)
Dapat mendeteksi riwayat penyakit kronik, KEP
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Ditanyakan patokan dalam perkembangan (Milestones) motorik kasar, motorik halus, sosial, bahasa
RIWAYAT IMUNISASI
Status imunisasi ditanya BCG, Hep B, Polio, DPT, Campak, dan tanggal / umur waktu imunisasi
Imunisasi lain ditanya kalau ada
RIWAYAT MAKANAN
Ditanyakan makanan mulai bayi lahir sampai sekarang
Harus dapat gambaran tentang kwantitas dan kwalitas makanan
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Untuk mengetahui hubungan penyakit sekarang dengan penyakit yang diderita sebelumnya
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Penting untuk mendeteksi penyakit keturunan atau penyakit menular
 RIWAYAT SOSIO EKONOMI KELUARGA
Penghasilan Orang tua
Jumlah keluarga
Keadaan perumahan dan lingkungan
Kebersihan diri dan lingkungan
 PEMERIKSAAN FISIK
Cara pendekatan tergantung umur dan keadaan anak
Kehadiran orang tua mengurangi rasa takut anak
Pada bayi < 4 bulan pendekatan mudah, juga pada anak besar
Pemeriksa bersifat informal dan komunikatif
Pada anak sakit berat  langsung diperiksa
Dimulai dengan Inspeksi (melihat), Palpasi (raba), Perkusi (ketuk), dan Auskultasi (dengar)
Tempat periksa cukup tingginya, terang dan tenang
Posisi pemeriksa sebelah kanan pasien
Bayi dan anak kecil sebaiknya diperiksa tanpa pakaian

INSPEKSI
Dapat diperoleh kesan keadaan umum anak
Inspeksi lokal, dilihat perubahan yang terjadi
 PALPASI
Menggunakan telapak tangan dan jari tangan
Palpasi Abdomen Flexi sendi panggul dan lutut Abdomen tidak tegang
Dapat menentukan bentuk, besar, tepi, permukaan, konsistensi organ
 PERKUSI
Jari II, III tangan kiri diletakkan pada bagian yang diperiksa (landasan untuk mengetuk) jari II-III tangan kanan untuk mengetuk (engsel pergerakan pada pergelangan tangan)
Dilakukan pada dada, abdomen 
            Suara Perkusi
Sonor               (pada paru normal)
Tymphani         (pada abdomen / lambung)
Pekak               (pada otot)
Redup              (antara sonor - pekak)
Hipersonor        (sonor - tympani)
 AUSKULTASI
Menggunakan Stetoskop
Mendengar suara nafas, bunyi dan bising jantung, peristaltik usus, aliran darah
Stetoskop pediatrik dapat digunakan untuk bayi dan anak
Sisi membran mendengar suara frekwensi tinggi
Sisi mangkok mendengar suara frekwensi rendah bila ditekan lembut pada kulit Mendengar suara frekwensi tinggi, bila ditekan keras pada kulit
Bising presistolik, mid-diastolik nada rendah
KEADAAN UMUM
Dapat diperoleh kesan keadaan sakit dan keadaan gawat darurat yang memerlukan pertolongan segera
Kesan keadaan sakit tidak identik dengan serius tidaknya penyakit
Selanjutnya perhatikan kesadaran pasien
Komposmentis (CM)
Sadar sepenuhnya
Apatis
Sadar tapi acuh terhadap sekitarnya
Somnolen
Tampak mengantuk dan ingin kembali tidur
Memberi respons terhadap stimulus agak keras kemudian tidur lagi
Sopor
Sedikit respon terhadap stimulus yang kuat
Refleks pupil cahaya positif
Koma
Tidak bereaksi terhadap stimulus apapun
Reflek pupil negatif
Delirium
Kesadaran menurun disertai disorientasi
GCS (Glasgow Coma Scale)
Membuka Mata
Spontan                                                   : 4
Terhadap panggilan                                    : 3
Terhadap nyeri                                         : 2
Tidak dapat                                               : 1
Respon Verbal
Orientasi ada                                             : 5
Bingung                                                   : 4
Kata-kata tidak dimengerti                           : 3
Hanya suara                                             : 2
Tidak ada                                                 : 1
Respon Motorik Terbaik
Menurut                                                    : 6
Terlokalisir                                                : 5
Menghindar                                               : 4
Flexi                                                         : 3
Extensi                                                     : 2
Tidak ada                                                : 1 
Selain kesadaran juga dinilai status mental (tenang, gelisah, cengeng)
Posisi pasien perlu dinilai dengan baik
Feses pasien
Status Gizi
 TANDA VITAL
Frekwensi Nadi
Paling baik dihitung dalam keadaan tidur / tenang
Meraba A.Radialis dengan ujung jari II, III, IV tangan kanan, ibu jari berada di bagian dorsal tangan anak
Pada bayi dengan penghitungan Heart Rate (denyut jantung)
Penghitungan 1 menit penuh
Tekanan darah
Anak berbaring telantang dengan lengan lurus disamping badan atau duduk dengan lengan bawah diatas meja Lengan atas setinggi jantung
Alat sfignomanometer air raksa
Lebar manset 1/2 - 2/3 panjang lengan atas
Pasang manset melingkari lengan atas dengan batas bawah kira-kira 3 cm dari siku
Manset dipompa sampai denyut a. brakhialis difossa cubiti tidak terdengar dengan stetoskop. Teruskan pompa sampai 20 - 30 mmHg lagi, kosongkan manometer pelan-pelan  dengan kecepatan 2 - 3 mm/detik
Pada penurunan air raksa akan terdengar bunyi korotkof
Bunyi korotkof  I           : bunyi pertama yang terdengar Tekanan sistolik
Tekanan Diastolik : saat mulai terdengarnya bunyi korotkof  IV yaitu bunyi tiba-tiba melemah
Frekwensi pernapasan
Dihitung satu menit penuh melalui inspeksi/palpasi/auskultasi
Bayi     tipe abdominal
Anak    tipe torakal
Takipneu
Pernapasan yang cepat
Dispneu
Kesulitan bernapas
Didapatkan PCH, Retraksi interkostal suprasternal
Disertai takipneu, sianosis
Ortopneu
Sulit bernapas bila berbaring, berkurang bila duduk
Pernapasan Kussmaul
Napas cepat dan dalam

FREKUENSI PERNAPASAN NORMAL PER MENIT
         Umur                          Range            Rata-rata   waktu tidur
Neonatus                          30 - 60                   35
1 bulan - 1 tahun                30 - 60                   30
1 tahun - 2 tahun               25 - 50                   25
3 tahun - 4 tahun               20 - 30                   22
5 tahun - 9 tahun               15 - 30                   18
10 tahun atau lebih             15 - 30                   15

TEKANAN DARAH Pada BAYI dan ANAK
    Usia                              Sistolik ±SD                     Diastolik ±SD
Neonatus                          80 ± 16                            46 ± 16
6 - 12 bulan                      89 ± 29                            60 ± 10
1 tahun                            96 ± 30                            66 ± 25
2 tahun                            99 ± 25                            64 ± 25
3 tahun                            100 ± 25                          67 ± 23
4 tahun                            99 ± 20                            65 ± 20
5 - 6 tahun                        94 ± 14                            55 ± 9
6 - 7 tahun                        100 ± 15                          56 ± 8
7 - 8 tahun                        102 ± 15                          56 ± 8
8 - 9 tahun                        105 ± 16                          57 ± 9
9 - 10 tahun                      107 ± 16                          57 ± 9
10 - 11 tahun                     111 ± 17                          58 ± 10
11 - 12 tahun                     113 ± 18                          59 ± 10
12 - 13 tahun                     115 ± 18                          59 ± 10
13 - 14 tahun                     118 ± 19                          60 ± 10

Frekuensi Denyut Jantung / Nadi Normal Pada Bayi dan Anak
                        Frekuensi denyut per menit

Umur                            Istirahat             Istirahat               Aktif
                                   (bangun)                     (tidur)               /demam
Baru lahir                     100 - 180            80 - 160           sampai 220
1 mgg - 3 bln                100 - 220           80 - 200           sampai 220
3 bln - 2 thn                  80 - 150           70 - 120           sampai 200
2 thn - 10 thn                70 - 110           60 - 90             sampai 200
> 10 tahun                     55 - 90                      50 - 90             sampai 200

Suhu Tubuh
Menggunakan termometer badan
Umumnya suhu axilla
Sebelumnya air raksa diturunkan < 35 0C dengan mengibaskan termometer
Dikepitkan di axilla ± 3 menit
Normal 36 - 37 0C
Suhu rektum core temperatur lebih tinggi 1˚C > tinggi dari suhu Axilla atau 0,5˚C > tinggi dari suhu mulut

DATA ANTROPOMETRIK
Berat Badan
Bayi                 Timbangan bayi
Anak                Timbangan berdiri
Sebelum menimbang cek dulu apakah mulai nol
Tinggi Badan
Bayi     Tidur terlentang. Ukur verteks - tumit
Anak    Berdiri tanpa alas kaki, punggung bersandar ke dinding
Lingkar Kepala (LK)
Bayi < 2 thn rutin LK
Alat pengukur meteran yang tidak mudah meregang
Ukur glabella - atas alis- protoberensia oksipitalis eksterna
Lingkar Lengan Atas (LLA)
Menggunakan pita pengukur
Mengukur pertengahan lengan kiri antara akromion dan olecranon

KULIT
Anemi
Paling baik dinilai pada telapak tangan / kaki, kuku, mukosa mulut dan conjunctiva

Ikterus
Sebaiknya dinilai dengan sinar alamiah
Paling jelas terlihat di sklera, kulit, selaput lendir
Harus dibedakan dengan karotenemia
Sianosis
Warna kebiruan pada kulit dan mukosa
Sianosis sentral oleh karena penyakit jantung, paru
Sianosis perifer oleh karena kedinginan, dehidrasi, syok
Edema
Akibat cairan extraseluler abnormal
Pitting edema : meninggalkan bekas
Edema minimal             cenderung dijaringan ikat longgar (palpebra)
Edema lebih banyak      kaki sakrum, skrotum
Edema hebat                Anasarka
Edema Lokal                alergi, trauma
Lain-lain yang perlu dilihat
            - Ptechiae         - Purpura
            - Eritema          - Haemangioma
            - Sclerema        - Turgor kulit

KEPALA
Bentuk : ukuran kepala
Rambut            : Warna, Kelebatan, Rontok
Ubun-ubun besar
Normal : Rata / sedikit cekung
Umur    ±18 bulan - menutup
Wajah
Mata : Palpebra,Conjungtiva, Sklera,   Kornea, Pupil, Bola mata

Telinga
Bentuk daun telinga
Sekret telinga
Hidung
Pernapasan cuping hidung
Mukosa hidung, Sekret
Epistaksis
Mulut
Trismus, Halitosis
Bibir : Labioskisis, Keilitis ,warna mukosa bibir
Mukosa pipi        : Oral thrush, Bercak koplik spots’
Palatum            : Palatoskisis
Lidah                : Makroglossi, lidah kotor
Gigi                   : Caries
Salivasi              : Hipersalivasi
Faring, tonsil       : Hiperemi, Edem, Eksudat, Abses

LEHER
Tekanan vena jugularis
Edema - Bullneck - Parotitis
Tortikolis
Kaku kuduk
Massa  : Kelenjar Getah Bening, Tiroid



DADA
Inspeksi
Bentuk, simetris
Gerakan dada, Retraksi

PARU - PARU
Inspeksi
Tercakup pada inspeksi dada
Palpasi
Simetri
Kel. Axilla
Fremitus Suara
Meraba getaran pada dada
Kata ‘tujuh puluh tujuh’
pada konsolidasi paru
jika ada cairan
Perkusi
Mulai supraklavikula ke bawah, bandingkan kanan dan kiri
Normal : Sonor
Hipersonor         : Emfisema, pneumothorax
Redup                : Pneumonia, tumor, cairan
Auskultasi
Dilakukan pada seluruh dada atas, bawah, kanan, kiri
Suara Napas Normal    Vesikuler
Inspirasi  >  Ekspirasi

Suara napas tambahan
Ronki basah Cairan
Halus                 : Alveolus, bronkiolus
Sedang               : Bronkus
Nyaring              : Nyata terdengar oleh karena melalui benda padat
Ronki kering menyempit
Jelas pada fase ekspirasi
                Wheezing

JANTUNG
Inspeksi
Denyut Apex (Apex/ictus cordis) biasanya sulit dilihat
Palpasi
Menentukan letak apex/ictus cordis
Normal ICS IV MCL sinistra pada bayi, anak kecil
Anak besar ICS V
Kardiomegali bergeser kebawah, lateral
Getaran bising (thrill) bising jantung (murmur) derajat IV
VSD di ICS III - IV sternum kiri
RHD di Apex (insufisiensi mitral)
Perkusi
Perifer ketengah
Kesan besarnya jantung sulit dilakukan pada anak, Inspeksi, Palpasi lebih baik untuk menentukan besarnya jantung
Auskultasi
Bunyi, murmur Sisi mangkok stetoskop
4 daerah auskultasi
Apex Mitral
Parasternal kiri bawah Trikuspid
ICS II sternum kiri Pulmonal
ICS II sternum kanan Aorta
Bunyi jantung I
Fase sistolik
Bersamaan dengan ictus cordis
Paling jelas di apex
Penutupan katup atrioventrikular
Bunyi jantung II
Fase diastolik
Penutupan katup semilunar (aorta, pulmonal)
Paling jelas di ICS II sternum sinistra
Bunyi jantung III, IV
Bernada rendah
Sulit didengar
Akibat deselerasi darah
Irama derap (Gallop)
Bunyi jantung III, IV terdengar jelas + takikardi
Adanya gagal jantung
Bising jantung
Akibat turbulensi darah melalui jalan yang sempit
Bising sistolik
Terdengar antara S I - S II
Pada VSD, MI, TI
Bising Diastolik
Terdengar antara S II - S I
Pada AI, PI
Bising Kontinyu
Pada PDA
Derajat Bising
1           : Sangat lemah, hanya terdengar oleh pemeriksa yang berpengalaman,
  ditempat tenang
            2      : Lemah tapi mudah didengar
            3      : Keras, tidak disertai thrill
            4      : Keras disertai thrill
            5      : Sangat keras
            6      : Paling keras, terdengar meskipun stetoskop diangkat dari dinding dada

ABDOMEN
Inspeksi
Normal pada anak, perut agak membuncit oleh karena otot abdomen tipis
Distensi abdomen simetris / tidak simetris
Umbilikus
Auskultasi
Bising Usus (suara peristaltik) terdengar tiap 10 - 30 “
Frekuensi Pada Diare  atau hilang pada ileus paralitik atau peritonitis
Nada tinggi (metalic sound) pada ileus obstruktif
Perkusi
Normal bunyi timpani pada seluruh abdomen kecuali didaerah hati dan limpa
Untuk menentukan adanya cairan (asites) atau udara
Asites ditentukan dengan :
            - Shifting Dulness
            - Undulasi
            - Batas daerah pekak - timpani
Palpasi
Bagian terpenting pada abdomen
Nyeri dapat dilihat dari perubahan mimik anak
Defans musculair (ketegangan otot perut) peritonitis
Hati
Pembesaran hati (Hepatomegali) dinyatakan dalam cm dibawah arcus costae
Limpa
Splenomegali diukur dengan cara Schuffner
Tarik garis dari arcus costae - pusat - lipat paha
Sampai pusat                S  IV
Sampai lipat paha         S  VIII
Massa Intra abdominal
Tumor, Skibala, Hernia
Anus
Anus Imperforata
Fisura ani . Polip Rektum
Diaper Rash
Colok Dubur
Genetalia
Pada neonatus  melihat kel. Kongenital
Inspeksi, Palpasi, kadang Transluminasi
Laki-laki: Phymosis, Hipospadia, Skrotum, Testis
Extremitas
Memperhatikan sikap anggota gerak, jari-jari, warna kuku, deformitas
Pemeriksaan otot
Kekuatan, Tonus
Atrofi
Pemeriksaan sendi
Radang sendi (artritis)

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Tanda rangsang Meningeal
Kaku Kuduk
Brudzinski I, II
Kernig
Kekuatan Otot
Pada anak yang kooperatif
5          : Normal
4          : Dapat melawan tekanan
3          : Dapat menahan berat - tidak dapat melawan tekanan
2          : Hanya dapat menggerakkan anggota badan
1          : Teraba gerakan konstraksi otot, tidak dapat bergerak
0          : Tidak ada konstraksi
Reflek tendon
KPR, BPR
Pada Tumor batang otak, hipokalsemia, hipertiroid
pada malnutrisi

Reflek
Babinski, oppenheim
Klonus hiperrefleksi, reflek patologis (+)
Pemeriksaan saraf otak
N. I – XII Neurologi
 
PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS
1.       Setelah Lahir
Menilai APGAR Score
Menentukan Prognosa
Mencari kelainan kongenital
Menentukan perawatan selanjutnya
Yang perlu diperhatikan
Mengetahui Riwayat kehamilan dan persalinan
Bayi telanjang dibawah lampu penghangat
Menjaga kebersihan tangan dan lain-lain
Bila ada kelainan kongenital sindroma
APGAR
1’         : Tindakan
5’         : Prognosis
2.       Pemeriksaan Lanjutan
Warna kulit, keadaan kulit
Keaktifan, suhu badan
Tangis bayi
Wajah neonatus
Gizi (BB, TB)
Kepala
Dada
Bentuk dada, apnea
Fraktur clavicula
Bunyi jantung
Abdomen
Distensi abdomen
Tali pusat
Anus , Genetalia
Atresia ani
Skrotum, Testis
Extremitas
Polidaktili, Sindaktili
CTEV
Claw hand
Pemeriksaan Neurologis
Reflek moro
Rooting Reflek
Sucking Reflekmeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan dengan petunjuk anamnesis dan PD. Bayi dan anak Tumbuh dan berkembang, perlu perhatian pada PD (Physic Diagnostik). Di daerah terpencil diagnosis fisik penyakit hanya dari anamnesis dan PDis fisik c Diagnosis fisik cara baku untuk diagnosa penyakit, Pemeriksaan penunjang (sederhana-canggih) tidak dapat menggantikan kedudukan diagnosis fisik, Urutan proses diagnostik tetap diawali anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan dengan petunjuk anamnesis dan PD. Bayi dan anak Tumbuh dan berkembang, perlu perhatian pada PD (Physic Diagnostik). Di daerah terpencil diagnosis fisik penyakit hanya dari anamneDi daerah terpencil diagnosis fisik penyakit hanya dari anamnesis dan PD 
ANAMNESIS

ara baku untuk diagnosa penyakit, Pemeriksaan penunjang (sederhana-canggih) tidak dapat menggantikan kedudukan diagnosis fisik, Urutan proses diagnostik tetap diawali anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan dengan petunjuk anamnesis dan PD. Bayi dan anak Tumbuh dan berkembang, perlu perhatian pada PD (Physic Diagnostik). Di daerah terpencil diagnosis fisik penyakit hanya dari anamnesis dan PD 
ANAMNESIS




Tidak ada komentar:

Posting Komentar