Sabtu, 07 April 2012

ABORTUS

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU DENGAN ABORTUS



I. KONSEP DASAR.
1.      Definisi
Abortus di tentukan sebagai kejadian spontan dari pengeluaran hasil konsepsi sebelum terjadi kehidupan fetal. Diukur dari kehamilan yang kurang yang kurang dari 20 minggu atau berat janin 500 gram atau kurang.

2.      Macam Abortus.
Abortus ada dua macam yaitu:
°  Abortus spontan: abortus yang terjadi dengan sendirinya.
°  Abortus provokatus / buatan
§  Abortus provokatus terapeutik ialah abortus buatan yang dilakukan atas alasan kesehatan.
§  Abortus kriminalis adalah abortus buatan yang dilakukan tanpa adanya alasan kesehatan.

3.      Tahap Abortus.
Menurut tahapan proses dikenal beberapa tahap abortus:
°  Abortus Iminens yaitu keadaan di mana keguguran ada kemungkinan kehamilan diselamatkan.
°  Abortus Insipiens yaitu suatu keadaan di mana keguguran tidak mungkin lagi dapat dicegah.
°  Abortus Inkompletus yaitu keadaan di mana masih tertinggal sisa buah kehamilan.
°  Abortus Kompletus yaitu keadaan di mana tidak ada sisa dari buah kehamilan yang tertinggal dalam rahim.


4.      Etiologi.
Sebab abortus spontan kebanyakan tidak dapat ditentukan, abortus sebagian disebabkan karena kelainan buah kehamilan. Lain-lain sebab dari abortus adalah trauma, kelainan alat kandungan dan penyakit dari ibu.

3.      Patologi.
 Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang 8 minggu hasil konsepso biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara dalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.
4.      Diagnostik Tahap Abortus
Dalam menentukan tahap abortus perlu diperhatikan:
°  Perdarahan: banyaknya, ya atau tidaknya disertai buah kehamilan.
°  Rasa nyeri: ya atau tidak adanya rasa mules, memilin.
°  Pembukaan dari serviks: ya atau tidak adanya pembukaan.

5.      Gejala-Gejala dan Perawatan Abortus
Gejala dan perawatan abortus tergantung pada tingkatan abortus.
Abortus Iminens
Gejala penting dari abortus iminens adalah:
°  Perdarahan dari liang sanggama yang sedikit.
°  Tidak atau sedikit disertai rasa mules atau nyeri perut.
°  Tidak terdapat dilatasi atau pembukaan serviks.

Perhatian:
Pemeriksaan dalam pada penderita yang diduga menderita abortus Iminens harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar supaya tidak terjadi abortus Insipiens.
Perawatan:
Pertama-tama lakukan pemberian tirah baring selama kira-kira 2 hari, penderita diberi obat penenang seperti luminal 3 x 30 mg/sehari. Bila perdarahan tetap atau bertambah banyak setelah 2 hari tirah baring biasanya kehamilan tidak dapat berlangsung terus. Dalam keadaan ini penderita dipersilahkan bangun dari tirah baring dan bila jelas timbul gejala-gejala abortus Insipiens dirawat sebagai abortus yang tidak lagi dapat dihindarkan.
Tapi bila setelah tirah baring perdarahan berhenti atau berkurang, penderita dipersilahkan terus beristirahat baring selama 2 – 3 hari lagi. Kemudian penderita dipersilahkan pulang yang sebelumnya diadakan serviks dengan speculum untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kelainan-kelainan pada bagian tersebut.
Bila tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan tersebut penderita dipulangkan dengan nasehat untuk banyak istirahat dan pantang bersanggama selama 2 – 3 minggu. Untuk mengikuti pertumbuhan dari kehamilan penderita dipersilahkan memeriksakan diri secara teratur dan berkala. pemeriksaan dari liang sanggama dan

Abortus Insipiens
Gejala-gejala penting pada abortus Insipiens adalah:
°  Perdarahan dari liang sanggama yang banyak.
°  Rasa mules dan nyeri perut memilin.
°  Terdapat pembukaan serviks.

Perawatan:
Karena abortus tidak dapat dihindarkan lagi maka diusahakan mempercepat pengosongan rahim.
Dalam kehamilan trimester I bila fasilitas tersedia, perawatan terdiri dari kuretasi dengan menggunakan Cunan abortus dan sendok kuret atau bila fasilitas tidak tersedia dan tidak mungkin merujuk penderita, dilakukan pengosongan rahim dengan pemberian suntikan pitosin IM atau per-infus (10 U – 50 U dalam 500 cc dekstrose 5%)
Bila pemberian pitosin tidak memberi hasil yang diharapkan atau bila perdarahan terlalu banyak maka diusahakan pengosongan rahim secara digital. Apabila setelah tindakan digital masih terjadi perdarahan yang banyak, sebagai pertolongan darurat dapat dikerjakan tamponade rongga rahim. Segera rujuk penderita ke RS.
Pada kehamilan trimester II tidak segera dilakukan kuretasi karena pengeluaran buah kehamilan biasanya berlangsung seperti persalinan biasa. Peristiwa ini biasanya pada umumnya tidak disertai banyak perdarahan. Penderita diberikan suntikan pitosin IM atau per-infus (10 U – 50 U dalam 500 cc dextrose 5%). Diharapkan janin dilahirkan yang disusul oleh uri.
Untuk mencegah infeksi, setelah diadakan tindakan kuretasi atau pengosongan rahim secara digital diberikan antibiotika.

Abortus Inkompletus
Gejala-gejala pada abortus inkompletus adalah:
°  Perdarahan yang banyak atau sedikit.
°  Rasa mules atau nyeri perut yang tidak keras.
°  Serviks masih membuka
°  Kadang-kadang teraba jaringan di dalamnya.

Perawatan
Bila terjadi perdarahan yang deras, maka rahim secepat mungkin harus segera dikosongkan, pada fasilitas yang memungkinkan lakukan kuretase dengan Cunan abortus dan sendok kuret, jika tidak ada fasilitas kuretase, sebagai tindakan darurat dapat diusahakan dengan cara digital, dan bila dianggap perlu lakukan tamponade rongga rahim.
Untuk menghindari syok karena perdarahan yang banyak, penderita diberikan cairan per-infus dan setelah tindakan-tindakan kuretase atau secara digital diberikan suntikan ergometrin dan antibiotika untuk mencegah infeksi.

Abortus kompletus
Gejala-gejala yang terpenting yaitu:
°  Perdarahan sedikit atau berhenti.
°  Tidak disertai rasa mules atau nyeri perut.
°  Serviks menutup.
°  Buah kehamilan terdapat dalam keadaan lengkap.

Perawatan
Terdiri dari pemberian obat untuk memberantas kelemahan badan dan anemi sebagai akibat dari kehilangan darah. Diberikan obat-obatan seperti tablet besi dan vitamin.

6.      Data Laboratorium.
    Test urine :  + / -
    HB dan hematokrit.
    White Blood Cell ( WBC )
    Kultur urine dan darah.
    Cytologi jaringan.

7.      Komplikasi
    Haemorrage.
    Perforasi.
    Infeksi.
    Syok.




II.DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.      Defisit volume cairan b/d perdarahan yang berlebih.
Tujuan    :  -  Mengidentifikasi tanda-tanda perdarahan yang meningkat.
                  -  Memulihkan dan memelihara volume darah normal.
Intervensi:
    Mengkaji perdarahan pasien lebih lanjut.
    Monitor Hb, HCT dan hematokrit.
    Monitor vital sign.
    Monitor intake dan output cairan.
    Kolaborasi pemberian transfusi Whole Blood, Red Blood Cell.

2.      Resiko terjadi cidera b/d kelainan ibu/fetus yang tidak normal.
Tujuan          :  -  Mengenali tanda-tanda abortus.
                        -  Mengetahui tanda awal kelemahan serviks.
                        -  Menghindari dan mengurangi resiko peningkatan abortus.

Intervensi     :
    Monitor tanda abortus dimulai dari menentukan tanggal menstruasi terakhir, memperkirakan umur kehamilan dan hasil test kehamilan, kemudian tentukan hal berikut :
J  Perdarahan vagina / spotting / bercak.
J  Kram seperti menstruasi dan sakit pinggang biasanya setelah perdarahan.
    Persiapkan pasien untuk USG.
    Monitor tanda awal dari ketidakmampuan serviks seperti riwayat trauma pada serviks, peregangan serviks pada awal trimester II dan mungkin awal trimester III.
    Periksa penggunaan IUD, bentuk dan waktu pengambilan IUD tersebut.
    Instruksikan kepada pasien mengenai perawatan di rumah :
J  Istirahat di tempat tidur.
J  Jangan berhubungan sex.
J  Konsultasi bila terjadi peningkatan perdarahan atau kram.
3.      Ansietas b/d kehilangan kehamilan.
Tujuan          :  - Mengetahui penerimaan pasien terhadap kehilangan.
Intervensi     : 
    Kaji penerimaan pasien terhadap kehilangan.
    Berikan informasi yang jelas dan pastikan pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang :
J  Perbaikan dengan pembedahan mulut rahim yang memiliki angka keberhasilan sangat tinggi antara 85% - 90%.



1 komentar:

  1. Bagi kebanyakan ibu hamil, keguguran adalah sebuah tragedi. Namun anda perlu melakukan kuret, namun kuret itu apa cba cek info kuret atau kuretasi hanya di tanyadok.com portal informasi layanan kesehatan

    BalasHapus