Senin, 22 November 2010

PEMBERIAN OBAT. IV


PEMBERIAN OBAT. IV


A. RUTE PEMBERIAN OBAT.

Pilihan rute pemberian obat tergantung pada kandungan obat dan efek yang di inginkan serta kondisi fisik dan mental klien.

1. Rute Oral.
a. Pemberian per-oral
Adalah rute yang paling mudah dan paling umum digunakan, obat diberikan melalui mulut dan ditelan. Obat yang diberikan per-oral lebih murah daripada banyak preparat lain. Kerja obat lebih lambat.

b. Pemberian sub-lingual.
Adalah obat yang dirancang/disiapkan diberikan / di letakan dibawah lidah dan kemudian larut, mudah diabsorbsi. Obat yang diberikan dibawah lidah tidak boleh ditelan, jika ditelan maka efek yang di harapkan tidak akan tercapai. Klien tidak boleh minum sampai seluruh obat larut.

c. Pemberian bukal.
Adalah pemberian obat dengan cara menempatkan obat padat dimembrane mokusa pipi sampai obat larut. Klien harus diajarkan untuk menempatkan dosis secara bergantian di pipi kanan dan kiri, supaya mokusa tidak mengalami iritasi.
Klien juga di peringatkan untuk tidak mengunyah atau menelan obat atau minum air bersama obat.
Reaksi terjadi secara local pada mokusa dan atau secara sistemik ketika obat ditelan dalam saliva.

Keuntungan Pemberian rute per-oral.
= lebih cocok dan nyaman, ekonomis
= Dapat menimbulkan efek local dan sistemik.
= Jarang membuat cemas.

Kerugiannya atau kontraindikasi
= Rute ini dihindari bila klien mengalami perubahan fungsi saluran cerna ( misal muntah-muntah ), motilitas menurun ( setelah anaestesi umum atau inflamasi local ), dan reseksi bedah suatu bagian saluran cerna.
= Beberapa obat dihancurkan oleh sekresi asam lambung, Rute oral di kontraindikasikan pada klien yang mengalami gangguan neuromoskuler,striktur ( penyempitan ) esophagus dan lesi pada mulut.
= Obat oral tidak diberikan pada klien yang terpasang pengisap lambung, dan dikontraindikasiakn pada klien yang menjalani pembedahan atau tes tertentu.
= Klien tidak sadar atau bingung sehingga tidak mampu menelan atau mempertahankan obat dibawah lidah.
= Obat oral dapat mengiritasi lapisan saluran cerna , mengubah warna gigi, atau mengecap rasa yang tidak enak
2. Rute Parentral
Adalah memberikan obat dengan menginjeksinya kedalam jaringan tubuh, meliputi empat tipe utama injeksi yaitu :
a. Subkutan ( SC ), injeksi ke dalam jaringan dibawah lapisan dermis kulit.
b. Intradermal ( ID ), injeksi ke dalam dermis tepat dibawah epidermis.
c. Intramuskular ( IM ), injeksi ke dalam otot tubuh.
d. Intravena ( IV ), injeksi kedalam pembuluh darah / vena.

Keuntungan rute parentral
= Digunakan jika rute oral dikontraindikasikan.
= Absorbsi lebih cepat
= Infus IV memungkinkan pengantaran obat saat klien dalam kondisi kritis atau terapi jangka panjang

jika perfusi perifer buruk, rute IV lebih dipilih daripada injeksi.

Kerugian atau kontraindikasi.
= Resiko infeksi obat mahal, klien berulang kali di suntik.
= Rute SC, IM dan Intradermal dihindari pada klien yang cenderung mengalami pendarahan.
= Resiko kerusakan jaringan pada injeksi SC.
= Rute IM dan IV berbahaya karena absorbsi absorbsinya cepat.
= Rute ini menimbulkan cemas pada banyak klien , khususnys anak-anak..

3. Pemberian Topikal.
Adalah obat yang diberikan melalui kulit dan membrane mokusa dan menimbulkan efek local. Pemberian dilakukan dengan cara mengoleskan di suatu daerah kulit, memasang balutan yang lembab, merendam bagian tubuh dalam larutan tertentu.atau mandi dengan larutan yang sudah dicampur obat.
Efek sistemik timbul jika kulit klien tipis, konsentrasi obat tinggi atau jika obat bersentuhan dengan kulit dalam jangka waktu lama.
Obat juga dapat diberikan pada membrane mokusa. Dengan cara ini, obat diabsorbi lebih cepat. Perawat menggunakan metode ini dalam rangka pemberian obat melalui membrane mokusa seperti
1. Pemberian cairansecara langsung contoh meminta klien berkumur-kumur,mengusap tenggorokan.
2. Insersi obat kedalam rongga tubuh, contoh menempatkan sopusoturia pada rectum atau vagina.
3. Instilasi ( pemasukan lambat ) cairan kedalam rongga tubuh, contoh memasukan tetes telinga, hidung, dan memasukan cairan kedalam kandung kemih dan rectum.
4. Irigasi ( mencuci bersih ) rongga tubuh, contoh membilas mata, telinga, vagina, kandung kemih atau rectum dengan obat cair.
5. Penyemprotan , contoh memasukan obat kedalam hidung dan tenggorokan.

INHALASI.
Saluaran nafas bagian dalam memungkinkan area permukaan yang luas untuk absorbsi obat. Obat dapat diberikan melalui pasase oral, nasal, atau selang yang dipasang kedalam trakea. Obat inhalasi dapat menimbulkan efek local.

INHALASI NASAL.
Melalui hidung, menggunakan sebuah alat yang menghantar obat, seperti semprotan..
Obat lain yang diberikan dengan cara ini anatara lain anaestesi local, steroid dan oksigen.

INHALASI ORAL.
Digunakan untuk menghantar obat ke sel target atau organisme di parenkhim paru.
Obat selalu dihantar oleh alat yang di pegang ditangan pasien. Obat yang diberikan menggunakan inhaler yang dipegang ditangan disebar melalui sebuah semprot aerosol, uap atau bubuk yang masuk kedalam saluran udara di paru.

PEMBERIAN MELALUI ENDOTRAKEA ATAU TRAKEA.
Dalam situasi kedaruratan, jika klien tidak terpasang selang intravena, beberapa obat darurat dapat diberikan melalui selang yang telah ditempatkan kedalam trakea. Perawat yang turut dalam memberikan resusitasi secara khusus dilatih untuk memberikan obat dengan cara ini.

INTRA OKULER.
Dilakukan dengan cara menginsersi obat berbentuk cakram, yang mirip dengan sebuah lensa kontak dimasukan kedalam mata klien. Obat mata yang berbentuk cakram ini memiliki dua lapisan lunak luar yang didalamnya terdapat obat.Cakram di insersi kedalam mata klien, sangat mirip lensa kontak. Dapat bertahan selama satu minggu.


PROSES KEPERAWATAN DAN OBAT.

1. PENGKAJIAN.
Untuk menetapkan kebutuhan terhadap terapi obat dan respon potensial terhadap terapi obat, Perawat mengkaji banyak faktor.
a. Riwayat Medis.
Dapat menggambarkan indikasi atau kontraindikasi terhadap terapi obat.

b. Riwayat Alergi
Catat dan informasikan ke tim kesehatan penyebab alergi klien.

c. Data Obat.
Kaji informasi tentang setiap obat, baik cara kerja, tujuan, dosis normal,rute pemberian, efek samping dan implikasi keperawatan dalam pemberian dan pengawasan obat.

d. Riwayat Diet
Memberi keterangan tentang pola makan dan pilihan makanan.
Perawat dapat merencanakan penjadwalan dosis obat yang lebih efektif



e. Kondisi klien terkini.
Status fisik dan mental klien yang berkesinambungan, dapat menentukan apakah sebaikn ya obat diberikan dan cara pemberiannya.

f.Persepsi klien atau masalah koordinasi
Klien yang fungsi persepsi dan koordinasinya terbatas kemungkinan sulit menggunakan obat secara mandiri. Pelajari apakah ada anggota keluarga yang dapat membantu.

g.Sikap klien terhadap penggunaan obat.
Sikap klien terhadap penggunaan obat kemungkinan menunjukan ketergantungannya terhadap obat Untuk mengkaji sikap klien, perawat perlu mengobservasi prilaku klien yang mendukung bukti ketergantungan obat.

h.Pengetahuan klien dan pemahaman tentang terapi obat.
Dapat mempengaruhi keinginan atau kemampuanya dalam mengikuti suatu program pengobatan. Jika klien tidak mengetahui tujuan obat, penjadwalan dosisi yang teratur, metode pemberianb yang tepat, dan efek samping yang mungkin timbul maka akan memungkinkan klien tidak mematuhi program pengobatan.

i. Kebutuhan pembelajaran .
Jelaskan kembali kerja dan tujuan obat, efek samping yang akan timbul , teknik pemberian obat yang benar, dan cara mengingat jadwal pemberian obat.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
Contoh diagnosa keperawatan menurut Nanda.

a. Kurang pengetahuan tentang terapi obat yang berhubungan dengan :
= Kurang informasi dan pengalaman.
= Keterbatasan kognitif.
= Tidak mengensl sumber informasi.

b. Ketidak patuhan terhadap.terapi obat, yang berhubungan dengan
= Sumber ekonomi yangnterbatas.
= keyakinan tentang kesehatan.
= pengaruh budaya.

c. Penatalaksanan program terapeutik,yang tidak efektif berhubungan dengan :
= Terapi obat yang kompleks
= Pengetahuan yang kurang.



3. PERENCANAAN.
Perawat mengatur aktivitas perawatan untuk memastikan bahwa teknik pemberian obat aman.
Pada saat klien belajar menggunakan obat secara mandiri, perawat dapat merencanakan untuk dapat menggunakan semua sumber pengajaran yangn tersedia.
Libatkan anggota keluarga dalam pelaksanaannya.

4. IMPLEMENTASI
Intervensi keperawatan berfokus kepada pemberian obat yang aman dan efektif.
Intervensi dillakukan dengan menyiapkan obat secara cermat, memberikan dengan benar dan memberi klien penyuluhan.
Tulislah setiap program yang diberikan oleh dokter dengan lengkap, Program yang di transkripsi meliputi nama, kamar, no tempat tidur, dosis, waktu pemberian serta rute pemberiannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar