Karsinoma nasofaring
Pengertian
Karsinoma
nasofaring merupakan tumor ganas yang berlokasi di daerah faring. Hampir 60%
tumor ganas pada daerah kepala dan leher merupakan karsinoma nasofaring.
Etiologi
Sudah
hampir dapat dipastikan bahwa penyebab karsinoma nasofaring adalah virus
epstein-barr. Hal ini dapat dibuktikan, bahwa pada penderita karsinoma
nasofaring didapatkan titer anti virus epstein-barr cukup tinggi.
Faktor
lain yang mempengaruhi timbulnya karsinoma nasofaring adalah letak geografi,
rasial, jenis kelamin,genetik,pekerjaan, lingkungan, kebiasaan hidup, budaya,
sosial ekonomi, infeksi kuman dan parasit lain.
Patofisiologi
Nasofaring
terletak di belakang tabir langit-langit dan di bawah dasartengkorak.letak yang
demkian sulit untuk diperiksa oleh orang yang bukan ahli, sehingga sering kali
tumor ditemukanterlambat dan menyebabkan metastase ke leher.
Berkait
dengan hal tersebut, maka gejala yang timbul pada karsinoma nasofaring cukup
kompleks dan digolongkan dalam 4 kelompok yaitu:
1.
Gejala nasofaring
Gejala
nasofaring dapat berupa epistaksis ringan atau sumbatan hidung. Hal ini perlu
pemeriksaan cermat seperti nasofaringoskop.
2.
Gejala telinga
Letak
nasofaring yaitu dekat dengan muaratuba eustakius, sehingga ganggua yang timbul
dapat berupa tinitus, rasa tidak enak ditelinga bahkan kadang-kadang timbul
nyeri pada telinga (otolgia).
3.
Gejala mata
Nasofaring
berhubungan dan dekat dengan rongga tengkorak melalui beberapa lubang.
Penjalaran dari karsinoma melalui foramen laserum akan mengenai saraf otak iii,
iv dan vi. Gejala yang nampak dari gangguan tersebut adalah diplopia dan
neuralgia trigeminal.
4. Gejala saraf
Proses
karsinoma yang lanjut akan mengenai saraf otak ix, x, xi dan xii. Penderita
akan mengalami kesulitan dalam mrngunyah.
Penatalaksanaan medis
1. Radioterapi
2. Kemoterapi
3. Pembedahan.
Rencana keperawatan
terintergrasi
1. Kanker
2. Kehilangan
3. Kemoterapi dan radioterapi
4. Pembedahan
Pengkajian data dasar
1. Riwayat atau adanya faktor
resiko
-
Perokok berat
-
Peminum alkohol
-
Terpapar terhadap lingkungan karsinoma (polusi udara, arsenik, debu
logam, asap kimia dll)
2. Pemeriksaan fisik
a. Sistem pernafasan
-
Epistkasis
-
Hidung tersumbat
-
Dispnea
-
Infeksi saluran pernafasan berulang
-
Disfagia
B. Sistem pendengaran
-
Tinitus
-
Rasa tidak enak di telinga
-
Nyeri pada telinga
C. Sistemsaraf dan mata
-
Nyeri saat mengunyah
-
Sukar membuka mata (diplopia)
Pemeriksaan penunjang
1. Ct-scaning daerah kepala dan
leher
2.
Pemeriksaan
serologi ig a anti ea dan vca
3.
Biopsi
Diagnosa keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang perkembangan penyakitnya, pemeriksaan diagnostik dan
rencana tindakan.
2. Nyeri berhubungan dengan penekanan dan kerusakan ujung saraf bebas
oleh carsinoma nasofaring.
3. Kurang efektifnya bersihan jalan
nafas berhubungan dengan sumbatan oleh karsinoma nasofaring.
4. Perubahan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya asupan makanan, sakit saat
mengunyah
Rencana tindakan
1.
Cemas
beruhbungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perkembangan penyakitnya,
pemeriksaan diagnostikdan rencana tindakan.
Ditandai:
Data
subyektif:
-
Sering bertanya
-
Menyatakan kurang mengerti tentang penyekitnya
-
Menyatakan perasaan sering gugup dan takut.
Data
obyektif:
-
Ekpspresi wajah tegang
-
Tensi, nadi meningkat
-
Kadang-kadang berkeringat dingin
Kriteria
evaluasi
-
Menyatakan pemahaman tentang penyakitnya, rencana tindakan dan
pemeriksaan diagnostik
-
Menyatakan tidak gugup dan takut
-
Ekspresi wajah rileks
-
Tensi, nadi dalam batas normal
Intervensi
|
Rasional
|
1.
Berikan informasi tentang:
-
sifat penyakit dan perjalannannya
-
pemeriksaan diagnostik meliputi:
tujuan, prosedur kerja, persiapan sebelum
pemeriksaan dan perawatan setelah pemeriksaan.
- Tindakanyang
diprogramkanmeliputi: efek samping dari radioterapi dan kemoterapi.
2.ikut sertakan orang- orang yang berarti bagi
pasien dalam setiap tindakan atau penyuluhan untuk memberi dukungan.
3. Pertahankan kontrol nyeri yang efektif.
|
Mengetahui apa yang diharapkan dari tindakan medis
dapat membantu kepatuhan pasien dan membantu menurunkan cemas yang berhubungan
dengan tindakan medis.
Sistem pendukung yang kuat penting dalam membantu
individu secara efektif mengatasi masalah dengan penyakit kronis.
Nyeri dapat mencetuskan cemas.
|
2. Nyeri berhubungan dengan penekanan dan kerusakan
ujung saraf bebas oleh karsinoma nasofaring.
Ditandai
Data
subyektif:
-
Menyatakan nyeri
Data
obyektif:
-
Raut muka menyeringai
-
Perilaku berhati-hati
-
Perilaku mengalihkan: menangis, merintih
Krietria
evaluasi:
-
Tidak lagi menyatakan nyeri
-
Ekspresi wajah rilkes.
Intervensi
|
Rasional
|
1.
Untuk menimalkan nyeri:
-
Membalik dengan hati-hati dan beri dukungan
-
Hindari gerakan kepala yang mendadak.
-
Ubah posisi setiap 2 jam.
-
Lakukan teknik relaksasi.
2.kolaboratif
dalam pemberian analgetik
|
Metastase
karsinoma pada beberapa organ dapat menyebabkan nyeri yang hebat. Gerakan
yang mendadak dan sentuhan dari orang lain dapat menimbulkan rasa nyeri.
Kontrol
nyeri pada pasien karsinoma sering menggunakan narkotik dosisi tinggi..
|
3. Kurang efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan
dengan tersumbatnya atau benjolan pada nasofaring.
ditanadi:
Data
subyektif:
-
Menyatakan kesulitan untuk bernafas.
Data
obyektif:
-
Sesak nafas
-
Frekwensi nafas > 20 x/menit
-
Nampak kebiruan
Kriteria
evaluasi:
-
Frekwensinafas 12- 20 x/menit
-
Warna kulit normal
Intervensi
|
Rasional
|
1.
Pantau :
-
Status pernafasan tiap 2 jam.
-
Hasil pemeriksaan paru-paru dan analisa gas darah.
2.
Ketika terjadi dispnea:
-
Berikan oksigen tambahan.
-
Implementasikan tindakan untuk mengurangi cemas.
-
Membantu pasien agar merasa dalam keadaan terkontrol : temani pasien
dan intruksikan untuk bernafas perlahan-perlahan.
-
Pertahankan posisi tegak.
3.
Siapkan pasien untuk trakheostomi.
|
Untuk
mengidentifikasi indikasi perkembangan dan penympangan dari hasil yang
diharapkan.
Membantu
menurunkan upaya untuk bernafas dengan meningkatkan jumlah oksigen ke
jaringan.
Posisi
tegak memungkinkan ekspansi paru lebih penuh dengan menurunkan tekanan
abdomen.
|
5. Perubahan nutrisi:kurang darti kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang adekuatnya asupan makanan, sakit saat mengunyah.
Ditandai:
Data
subyektif:
-
Mengemukakan tidak nafsu makan, sakit saat mengunyah.
-
Kadang-kadang mual
Data
obyektif:
-
Bb menurun
-
Kulit kering
-
Turgor kurang baik
-
Tampak lemas.
Kriteria
evaluasi
-
Tidak terjadi penurunan bb
-
Turgor kulit baik
-
Tampak segar
Intervensi
|
Rasional
|
1. pantau:
- Masukan makanan
- Jumlah makanan yang dikonsumsi
setiap kali makan.
- Timbang bb setiap minggu
2.lakukan
kontrol terhadaprasa nyeri.
3. Ciptakan suasana lingkungan
yang menyenangkan dan bebas dari bau selama waktu makan.
4. Lakukan pemasangan infus.
|
Untuk
mengidentifikasi adanya kemajuan atau penyimpangan dari tujuan yang
diharapkan.
Nyeri
sebagai pencetus penurunan nafsu makan.
Bau-bauan
dan pemandangan yang tidak menyenagkan selama waktu makan dapat menimbulkan
anoreksia.
Dengan
cairan infus sebagai masukan nutrisi secara parenteral.
|
Pengkajian data
Pengkajian
dilakukan pada tanggal 2 april 2001 di ruang tht rsud soetomo.
I. Identitas
Nama : basri yusman tgl. Mrs : 30
maret 2001
Umur : 52 tahun
sumber informasi : penderita
Jenis
kel.:laki-laki keluarga terdekat : ismawati (istri)
Alamat : sidotopo lor 60 surabaya
Status
perkawinan :kawin
Agama : islam
Pendidikan:
sma
Pekerjaan : swasta
II.
Status kesehatan saat
ini
Keluhan utama
Penderita
mengeluh kesulitan dalam menelan makanan dan makanan yang sudah masuk sering
keluar (muntah).
Riwayat penyakit
Penderita
megalami keluhan tersebut sejak 1,5 bulan yang lalu dan sebelumnya kira-kira 2
bulan yang lalu penderita sering mengalmi mimisan. Kadang-kadang merasa sesak nafas. Keluhan tersebut
berlagsung terus menurus, penderita
merasa lemas dan sakit kepala sehingga berobat ke poliklinik tht rsud dr.
Soetomo . Dari poliklinik thtdisarankan untuk rawat inap.
Adapun
penyakit yang pernah diderita dalam 6 bulan terakhir yaitu tb paru dan penderita sedang menjalani pengobatan
paket (oat) di puskesmas. Sekarang penderita masih batuk-batuk.
Diagnosa
medik: disfagia + susfek karsinoma nasofaring.
Therapi
:
-
Amitriptilin 0-0-1/2
-
Dulcolac 1xii tab
-
Diet lewat ngt
Rencana
pemeriksaan diagnostik:
-
Nasofaringoskop
-
Biopsi
III.
Pengkajian sistem
1.sistem
pernafasan
Penderita
dalam bernafas nampak tenang, kadang-kiadang batuk, lendir (-) frekuensi 20x/permenit, hasil perkusi daerah
paru terdengar sonor, suara nafas tidak
terdapat wezing dan ronkhi.
2.Kardiovaskuler
Kulit
nampak pucat, akral dingin, nadi 68/menit,
tensi 110/70 mmhg, konjungtiva pucat, hasil perkusi daerah jantung
terdengar pekak dalam batas normal, suara jantung tidak terdapat suara
tambahan.
3.Sistem pencernaan
Penderita
nampak lemah dan pusing, bb 37 kg, tb 162 cm, makanan dan minum lewat ngt, diet
bubur saring 3x/hari, tambahan sari buah. Penderita belum bab sejak 3 hari yang
lalu. Peristaltik usus lemah dengan
frekuensi 10 x/menit.
4.Sistem perkemihan
Penderita
buang air kecil dibantu, frekuensi bak 5 kali dengan voluma 200 cc tiap bak,
tidak mengeluh nyeri.
5.Sisten integumen
Penderita
berbaring di tempat tidur, makan,minum dan mandi dibantu, sering mengeluh nyeri
pada persendian lutut.
6.Sistem pengelihatan
Mata
kiri nampak lebih kecil (diplopia). Tidak ada penurunan pengelihatan.
7.sistem
pendengaran
Telinga
simetris, tidak ada nyeri, tidak ada penurunan pendengaran.
8.
Sistem reproduksi
Daerah
kemaluan nampak bersih dan tidak ada keluhan.
9.
Sistem endokrin
Tidak
ada pembesaran thyroid dan tidak ada riwayat kencing manis.
Iv.psikososial
1.
Persepsi terhadap kesehatan
Klien
merasakan penyakitnya sangat berat. Klien juga sering bertanya apakah
penyakitnya dapat disembuhkan.
2.berkomunikasi
Klien
sangat lancar berkomunikasi dan tidak tampak gugup.
3.hubungan
dengan keluarga
Hubungan
dengan keluarga sangat baik. Selama sakit klien ditunggui oleh istri dan
anaknya secara bergantian.
4.ekspresi
afek dan emosi
Klien
tampak tabah tetapi kadang-kadang gelisah.
4.menjalankan
ibadah
Klien
hanya berdoa dari tempat tidur.
V.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
bta (i, ii, iii) negatif
Pemeriksaan
hb 10,8 gr%.
Analisa data
Data
|
Penyebab
|
Masalah
|
Data subyektif:
-bertanya tentang
penyakitnya
-mengeluhkan tentang
berat penyakitnya.
Data obyektif:
-tampak gelisah
Data subyektif:
-mengeluh sakit saat
menelan makanan.
-mengeluh muntah
selama 1,5 bulan
Data obyektif:
-mengeluh lemas
-terpasang ngt
-bb 37 kg, tb 162 cm
Data subyektif:
-mengeluh lemas
Data obyektif:
-makan, minum, mandi
dibantu.
-terpasang ngt
|
Kurangnya informasi
tentang perkembangan penyakitnya.
Penekanan pada ujung
saraf bebas pada daerah faring, sehingga terjadi nyeri pada saat menelan.
Kondisi yang lemah,
terjadi punurunan kekuatan dan terpasang alat-alat medis.
|
Cemas.
Asupan gizi.
Pertawatan diri
|
Diagnosa keperawatan
1.
Cemas berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang perkembangan penyakitnya, rencana tindakan
medis.
2.
Kuranngya asupan gizi
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sakit saat menelan dan muntah-muntah.
3.
Devisit dalam
perawatan diri beruhubungan dengan kondisi yang lemah dan terpasang alat-alat
medis.
Rencana keperawatan
Dianosa
kep.
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Cemas berhubungan
dengan kurannya informasi tentang perkembangan penyakitnya dan rencana
tindakan medis.
Kurangnya asupan
gizi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sakit saat menelan dan muntah
Devisit perawatan
diri berhubungan dengan kondisi yang lemah dan terpasang alat-alat medis..
|
Setelah
dilakukan tindakan perawatan 1 x 24 jam, kecemasan klien berkuran atau
hilang.
Kriteria;
-menyatakan
pemahaman tentang penyakitnya.
-nampak
rileks, tidak gelisah.
-melaporkan
tidak cemas dan tidak gugup.
Setelah
dilakukan tindakan perawatan 2x24 jam, asupan gizi meningkat.
Kriteria:
-porsi
makanan dapat masuk tanpa muntah.
-tidak
terjadi penurunan hb dan bb.
-tidak
terjadi penurunan elastisitas kulit.
Setelah
diberi tindakan perawatan 2x24 jam, klien dapat melakukan sebagian pearwatan
diri dan dalam waktu seminggu klien dapat mandiri.
Kriteria:
-menyisir
sendiri.
-mengelap
bagian sebagian tubuhnya.
-bak
dan bab sendiri.
|
1.jelaskan
tentang:
-penyakitnya
merupakan tumor yang terletak pada tenggorokan dan sekarang masih dalam tahap
pemeriksaan.
-rencana
tindakan dari tim medis adalah pemeriksaan bagian tenggorokan dengan melihat
secara langsung dengan mempergunakan alat laringoskop, kemudian diambil
jaringannya untuk diperiksa agar diketahui sifat dari tumornya.
2.memotivasi
keluarga untuk mendampingi dan memberi dorongan moril pada klien.
3.kenalkan
pasien yang ada disebelah yang memiliki penyakit yang sama sebagai kelompo
pendukung.
1.pantau:
-observasi
keadaan mual-muntah.
-jumlah
makanan yang dapat dimasukan leawat sonde.
2.lakukan
kontrol terhadap rasa nyeri.
3.hindari
bau-bauan yang dapat merangsang muntah: bau hamis, busuk dll.
4.kontrol
bb setiap minggu.
1.laksanakan
dengan ketat tindakan untuk asupan gizi.
2.bantu
menyediakan makanan, air minum, air mandi, alat untuk bak,bab.
3.bantu
untuk melakukan aktivitas di tt.
4.latih
untuk duduk, berdiri secara bertahap.
|
Mengetahui
apa yang diharapkan dari tindakan medis dapat membantu kepatuhan klien dan
menurunkan kecemasan.
Dukungan
keluarga sangat membantu klien dalam menurunkan ketegangan dan kecemasan.
Sistem
pendukung sangat efektif mengatasi masalah kecemasan.
Untuk
mengidentifikasi adanya kemajuan atau penyimpangan dari tujuan.
Nyeri
dapat sebagai pencetus timbulnya nyeri.
Bau-bauan
yang kurang sedap dapat merangsang muntah.
Untuk
mengetahui kemajuan dari keadaan gizi klien.
Faktor
gizi sebagai pencetus terhadap penurunan kondisi klien.
Untuk
memnuhi kebutuhan klien sehari-hari.
Dengan
latihan bertahap klien akan merasa lebih mampu dan percaya akan kemampuan
yang dimiliki.
|
Pelaksanaan
Waktu
|
Implementasi
|
Respon dan
perkembangan
|
Senin,
2
april
10.00
12.00
13.00
Selasa
3
april
10.00
12.00
|
1.menjelaskan
tentang :
A.penyakit klien merupakan
tumor yang terletak pada tenggorokan. Tumornya dapat mengganggu pernafasan
dan proses menelan makanan.
B.tim medis sedang melakukan
pengecekan terhadap besar, sifat tumor dan tindakan selanjutnya.
C.pemeriksaan yang
direncanakan adalah memeriksa langsung keadaan tumor dengan memasukan alat ke
tenggorokan dan mengambil sedikit jaringan untuk diperiksa.
2.memotivasi
keluarga (istri) dari klien agar tetap mendampingi klien dan menanyakan kepada petugas tentang
informasi yang dibutuhkan oleh klien.
3.mengukur
tensi, nadi, pernafasan dan suhu.
4.membantu
untuk memasukan makanan bubur sari lewat sode, sari buah dan air.
5.menanyakan
keadaan mual dan muntah.
6.menanyakan
tentang keluhan yang sedang dirasakan.
7.motivasi
untuk istirahat.
8.motivasi
keluarga untuk membantu kilen duduk.
1.mengkaji
keadaan tidur, makanan yang masuk dan
keluhan yang lain.
2.melatih
untuk duduk.
3.memasukan
makanan ekstra sari buah.
4.mengukur
tanda-tanda vital
5.memasukan
bubur saring dan obat oral.
|
Klien
dan keluarga tampak sangat memperhatikan penjelasan perawat. Selanjutnya
klien menyatakan baru mulai mengerti tentang keadaan penyakit serta tindakan
medis.
Tensi
100/70, nadi 84x/menit, rr 18x/meit suhu 36,6.
Bubur
saring masuk 150 cc, sari buah 70 cc.
Tidak
mual dan muntah.
Tidur
cukup, makanan habis sesuai dengan porsi yang diberikan di rumah sakit.
Klien
dapat duduk dan bertahan ½ jam tampa pusing.
Sari
buah masuk 100 cc.
Tensi
100/70. Nadi 76/mnt, rr 18/menit.
Bubur
sari masuk 200 cc, sari buah 70 cc, obat vitamin puyer.
|
Evaluasi
Tanggal:
3 april 2001
diagnosa keperawatan:
Cemas
berhubungan dengan kuranngya iinformasi tentang perkembangan penyakitnya dan
rencana tindakan medis.
s : klien mengatakan bahwa,
penyakitnya adalah tumor pada tenggorokan.
klien mengatakan siap untuk diperiksa apapun.
o : wajah tampak rileks.
tidur dan istirahat cukup
tanda-tanda vital stabil
a: cemas teratasi
P: pertahankan kondisi klien dan
teruskan komunikasi secara konsistenn jujur dan terbuka.
Diagnosa
keperawatan: kurangnya asupan gizi berhubungan dengan sakit saat menelan dan
muntah, dievaluasi tanggal 4 april
2001.
Diagnosa
keperawatan:
Devisit
perawatan diri berhubungan dengan kondisi yang lemas dan terpasang alat-alat
medis, dievaluasi tanggal 4 april 2001.
Daftar pustaka
Doenges
m.e., (1992). Nursing care planes, f.a.davis caompany,
philadepia.
Lukman and soensen’s, (1993), medical surgical nursing, w.b. saunders, philadepia.
Barbara engram, (1998). Rencana asuhan keperawatan medikal bedah. Egc, jakarta.
Tucker m.s., (1998). Standar
perawatan psien. Egc. Jakarta.
Pengkajian
keperawatan
Pengkajian
dilakukan pada tanggal 9 april 2001 di ruang tropik infeksi pria rsud dr.
Soetomo surabaya.
I.
Identitas
nama : ramelan tgl mrs ; 9 april 2001
Umur : 63 tahun
sumber informasi: penderita
Jenis
kel.: laki-laki penanggung jawab:agus priyanto
Agama :
islam (anak)
Status :kawin
Pekerjaan:
sopir
Alamat : kedung tarukan baru ivd/15 surabaya
II. Status kesehatan saat ini
Alasan kunjungan ke rumah sakit.
Diare
tak sembuh-sembuh sejak 1 bulan.
Keluahan utama
Diare
disertai perut mules-mules dan nyeri.
Riwayat penyakit
Penderita
mengalami diare sejak 1 bulan yang lalu. Diare 5-6 kali disertai perut mulas,
mual tetapi tidak mengalami panas, diare tanpa disertai darah dan lendir.
Selama sakit penderita telah berobat ke dokter praktek swasta sebanyak 3 kali.
Selama minum obat diarenya berkurang, tetapi setelah obatnya habis, diarenya
kambuh lagi. Pada tanggal 3 april 2001, penderita berobat ke rumah sakit adi
husada, penderita dianjurkan agar periksa ke rsud dr. Soetomo, sehingga
penderita masuk ruang tropik laki tanggal 9 april 2001.
Diagnosa
medik: diare kronis
Iii.riwayat
kesehatanyang lalu
Penyakit
yang pernah diderita sebelumnya adalah tb paru pada tahun 1976, penderita telah
menjalankan pengobatan paket dari puskesmas. Sekarang pendeita tidak ada
keluhan mengenai pernafasan.
Pada
6 bulan yang lalu penderita pernah menjalankan operasi tumor pada daerah
pantat. Kemudian dilanjutkan dengan radioterapi sebanyak 35 kali
(terdokumentasi)
Iv.pengkajian sistem
1.sistem
pernafasan
Penderita
bernafas nampak tenang dengan frekwensi 16 x/menit. Perkusi terdengar sonor di
daerah paru dan tidak ada suara wezing maupun ronkhi.
2.sistem
kardiovaskuler
Kulit
nampak pucat, kaki dingin, nadi 72
x/menit, tensi 110/70 mmhg, suhu 37 derajat celcius. Tidak ada pembesaran jantung dan suara tambahan.
3.sistem
pencernaan
Penderita
mengeluh mual, perut mules-mules dan nyeri. Penderita nampak menyeringai. Bila
makan nasi mau muntah, penderita lebih suka makan roti. Minum 5 gelas . Terpasang infus rl 20 tetes netes lancar.
Pemeriksaan aukultasi : peristaltik meningkat 35x/menit. Tidak ada pembesaran
hepar.
4.sistem
perkemihan
Kencing
lancar tanpa rasa nyeri. Kencing ditampung dan bercampur feses.
5.sistem
integumen
Kulit
tanpak pucat dan berkeringat, kaki dingin, turgor kurang elastis, kelopak mata
agak cekung. Tidak ada keluhan nyeri pada persendian.gerak terbatas pada tempat
tidur.
6.sistem
neurologi
Kesadaran
compos mentis, reflek baik.
7.sistem
pengelihatan
Penderita
menggunakan kaca baca +2. Komjungtiva
merah. Reflek pupil baik, isokor, tidak terdapat pembengkakan palpebra, lingkar
mata biru dan agak cekung.
8.sistem
pendengaran
Tidak
ada keluhan penurunan pendengaran. Pendengaran
dalam batas normal.
9.sistem
endokrin
Tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid. Tidak ada riwayat kencing manis, hasil gula
darah acak 166.
10.sistem
reproduksi.
Tidak
ada nyeri pada organ seks dan tampak bersih.
V. Aspek psikologis
1.penderita
sangat terganggu dengan adanya mules-mules.
2.penderita
sering bertanya mengenai diarenya yang tak sembuh-sembuh.
3.komunikasi
lancar
Vi. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
darah lengkap tgl: 9 april 2001
- hb :15,5
g/dl
- leuko :
7,7 (4,3 – 10,3)
- trombo: 94
(150- 350)
- glukosa acak: 166 (<200 o:p="">200>
- sgot :
40 (<25 o:p="">25>
-
kalium : 3,88 (3,8 – 5)
- natrium :
139 (136 – 144).
Rencana
pemeriksaan lab.
-
Feses lengkap
-
Urine lengkap
Rencana
pemeriksaan diagostik
- kolonoskopi
Therapi:
-
Kotrimoksasol 480 mg 2 x 2 tablet
-
Infus rl 20 tetes/menit
Analisa data tanggal 9
april 2001
Data
|
Penyebab
|
Masalah
|
Data
subyektif;
-mengeluh
diare 5-6x
-mengeluh
lemas
-minum
1000 ml
Data
obyektif:
-peristaltik
35x
-akral
dingin
-mata
cekung
-turgor
menurun
Data
subyektif:
-mengeluh
lemas, mual
-mengeluh
tidak nafsu makan.
Data
obyektif.:
-makan
4 sendok
-pend.tampak
lemah dan pucat.
Data
subyektif;
-sering
bertanya mengenai diare tak sembuh-sembuh.
Data
obyektif:
-tampak
gelisah
-sering
menyeringai
-berkeringat.
Data
subyektif:
-mengeluh
lemas
Data
obyektif:
-terpasang
infus
-bab
di tempat tidur
-mandi,makan,minum
dibantu.
|
Kehilangan
cairab berlebihan dan penurunan intake.
Mual-mual
dan anoreksia.
Kurang
pengetahuan tentang penyebab diarenya..
Kondisi
yang masih lemah dan dampak penggunaan selang infus
|
Defisit voluma cairan
.
Nutrisi kurang dari
kebutuhan.
Cemas.
Defisit perawatan
diri.
|
Diagnosa keperawatan
1. Defisit voluma cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan dan penurunan intake.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual-mual, anoreksia.
3. Cemas berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang penyebab diarenya..
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kondisi
lemah, terpasang infus.
Rencana keperawatan
tanggal 9 april 2001
No
|
Diagnosa kep.
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
2.
3
4.
|
Devisit
voluma cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan penurunan intake,
ditandai dengan:
-turgor
menurun.
-mukosa
mulut kering
-akral
dingin
Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan anoreksia, ditandai
dengan:
-lemah,
pucat.
-makan
hanya 4 sendok setiap makan.
-mengeluh
tidak nafsu makan.
Cemas
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyebab diarenya, ditandai
dengan:
-sering
menanyakan tentang penyebab diarenya.
-berkeringat.
-tampak
gelisah.
Defisit
perawatan diri berhubugan dengan kelemahan dan terpasangnya infus.
|
Setelah
tindakan keperawatan selama 24 jam kebutuhan cairan terpenuhi, kriteria ;
-turgor
baik
-mukosa
tetap basah
-mata
tidak cekung
-akral
hangat
-bj
plasma normal 1,025.
Setelah
tindakan perawatan selama 2 x 24 jam, kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan
kriteria;
-nafsu
makan meningkat.
-makan
1 porsi setiap makan.
-tidak
terjadi penurunan bb.
Setelah
tindakan perawatan selama 24 jam, cemas berkurang dengan kriteria:
-mengerti
tentang penyakit diarenya.
-tidak
gelisah.
-cukup
tidur malam
-tidak
menyeringai
Selama
perawatan kebutuhan mandi, makan, minum terpenuhi, dengan kritteria:
-cukup
bersih
-makan,
minum sesuai dengan waktunya
|
1.observasi masukan dan
keluaran cairan tiap 6 jam.
2.observasi nadi, tensi dan
suhu tiap3 jam.
3.pantau hasil laporan
elektrolit dan berat badan tiap hari.
4.jelaskan pentingnya
kebutuhan cairan untuk mencegah syok hipovolumik.
5.motivasi keluarga
menyediakan air minum dan anjurkan penderita minum sesering mungkin.
6.pertahankan tetesan infus 20
tetes/menit .
7.bila perlu lakukan
pengukuran bj plasma untuk mengetahui
defisit cairan.
1.jelaskan pentingnya makanan
untuk penyembuhan dan daya tahan tubuh.
2.observasi jumlah makanan
yang dikonsumsi setiap makan.
3.motivasi keluarga untuk
menyediakan makanan yang disukai penderita asal tidak merangsang diare.
4.bila perlu usulkan dalam
pemberian anti emetik.
5.bila perlu usulkan pemenuhan
nutrisi perenteral.
6.timbang bb.
1.jelaskan penyebab dan proses
penyakit diarenya.
2.jelaskan mengenai
pemeriksaan yang direncanakan: fl, ul dan kolonoskopi.
3.hindari penekanan daerah
perut seminimal mungkin untuk menghindari
peningkatan peristaltik usus..
4.hindari makanan yang dapat
merangsang peristaltik usus.
6.dampingi penderita dan
dengarkan keluhannya.
7.kaji kecukupan tidur siang
maupun malam hari.
1.libatkan keluarga dalam
menyediakan alat mandi, makan-minum.
2.motivasi penderita untuk melakukan sendiri sebatas
kemampuannya.
3.beri kesempatan pada
penderita untuk melakunan sendiri sesuai dengan kemampuannya: makan, mengelap
bagian tubuh.
4.lakukan perubahan posisi
tiap 2 jam untuk mencegah dekubitus dan kontraktur.
|
Tindakan keperawatan dan
perkembangan
1.
Dx: devisit voluma
cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan penurunan intake.
Hari
Tgl
Jam
|
Tindakan keperawatan
|
Respon dan perkembangan
|
Senin
9-4-01
08.00
09.00
11.00
12.00
Selasa
10 –04
08.00
09.00
12.00
Rabu
11-04
08.00
09.00
12.00
|
Menanyakan
frekuensi diare pada hari sebelumnya dan jumlah cairan yang telah diminum
pada hari terakhir.
Mengobservasi
tensi, nadi, suhu
Menjelaskan
pentingnya cairan untuk mencegah terjadinya syok hipovulomik.
Motivasi
keluarga untuk menyediakan minuman (aqua).
Motivasi
penderita minum sesering mungkin.
Mengganti
cairan infus rl fles iii.
Mengobservasi
tensi,nadi,suhu
Memantau
jumlah cairan masuk-keluar.
Mengobservasi
tanda-tanda dehidrasi.
Menanyakan
frekuensi diare selama semalam dan jumlah cairan yang diminum..
Momotivasi
penderita supaya tetap minum sesering mungkin.
Mengobservasi
tensi,nadi, suhu
Af
infus sementara oleh karena plebitis. Dan momotivasi agar meningkatkan minum.
Memantau
jumlah intake dan autput.
Memantau
tanda-tanda dehidrasi.
Menanyakan
frekuensi diare tadi malam.
Mengobservasi
tensi,nadi,suhu
Motivsi
penderita dan keluarganya mempertahankan
agar tetatp minum 1500-2000cc/perhari.
Mengobservasi
tanda-tanda dehidrasi dan tensi, nadi, suhu.
|
Frekuensi
diare rata-rata 5-6x/hari.
Jumlah
cairan yang diminum 5 gelas (800-1000cc)
Tensi:
110/70 mmhg, nadi 72x/mnt, suhu: 37 derajat celcius.
Penderita
dan keluarga menyatakan bisa mengerti.
Telah
tersedia minuman.
Keluarga
membantu memberi minumdan pend.minum 1 gelas.
Infus
netes 20 tetes/menit
Tensi
110/70mmhg, nadi 76, suhu 36,5.
Mukosa
bibir basah, akral hangat, lingkar mata masih biru,tetapi tidak cekung.
Diare
masih tetap.minum hanya 2 gelas (350 ml)
Tensi
110/70, nadi 76, suhu 36,5
Cairan
masuk 1500, cairan keluar 1000 beserta feses.
Penderita
tidak lemas,mukosa basah,akral hangat, mata tidak cekung
Frekuensi
diare sudah mulai berkurang dan jumlahnya tidak tidak seperti kemarin.
Tensi
110/70,nadi 80,suhu 36,8.
Turgor
baik,mukosa basah, mata tidak cekung.
|
2.
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual-mual dan anoreksia.
Hari
Tgl
Jam
|
Tindakan keperawatan
|
Respon dan perkembangan
|
Senin
09-04
08.00
09.00
12.00
Selasa
10-4.
08.00
09.00
12.00
Rabu
11-04
08.00
12.00
|
Mengkaji
jumlah makanan yang dimakan saat
makan.
Mengkaji
makanan yang bisa dimakan.
Menanyakan
tentang penurunan berat badan selama sakit.
Menjelaskan
pentingnya fungsi makanan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan proses
penyembuhan.
Menjelaskan
jenis makanan yang dapat merangsang mual seperti makanan yang banyak
mengandung lemak, makanan pedas dan asam. Makanan yang cocok untuk mengurangi
mual seperti makanan roti yang kering dan makanan yang masih hangat.
Memotivasi
keluarga untuk membantu dan mendampingi saat makan.
Membantu
menyediakan makanan dari rumah sakit.
Memotivasi
dan mendampingi penderita saat makan.
Menanyakan
tentang keluhan mual dan jumlah makanan yang bisa dimakan semalam.
Memotivasi
keluarga agar menyediakan roti yang kering.
Mendampingi
penderita makan siang.
Mengkaji
keluhan mual dan jumlah makanan yang telah dimakan semalam.
Mengobservasi
tanda-tanda kekurangan nutrisi, seperti: badan lemas, konjungtiva pucat. Otot
atropi.
Menyediakan
makanan sesuai porsi rumah sakit.
Memotivasi
agar menghabiskan porsi makanan.
|
Setiap
makan nasi hanya bisa masuk 3-4sendok oleh karena mual.
Penderita
hanya dapat makan roti.
Penderita
mengakui mungkin sudah ada penurunan
berat badan,namun tidak diketahui secara pasti.
Penderita
dan keluarga mengerti tentang pentingnya fungsi makanan untuk penyembuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh.
Penderita
hanya bisa makan nasi 5 sendok. Tetapi bisa makan roti 2 potong.
Penderita
masih merasa mual.
Penderita
mau makan bubur lebih banyak daripada nasi.
Penderita
bisa menghabiskan bubur sesuai porsi dari rumah sakit.
Penderita
menyatakan rasa mual sudah mulai hilang.
Tadi
malam penderita sudah dapat makan
nasi.
Penderita
nampak segar dan mulai duduk. Dan konjungtiva merah.
Makanan
yang disediakan habis dengan susunan menu:nasi putih 1 piring, sayur bayam
bening,lauk telur dan tahu.
|
3.
Cemas berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang penyebab diarenya.
Hari
Tgl
Jam
|
Tindakan keperawatan
|
Evaluasi
|
Senin
09-04
08.00
09.00
12.00
Selasa
10-04
08.00
10.00
12.00
Rabu
11-04
08.00
10.00
12.00
|
Menjelaskan
proses penyakitnya, bahwa terjadinya diare mungkin disebabkan akibat penyinaran.
Untuk
mengetahui secara pasti masih diperlukan beberapa pemeriksaan : pemeriksaan
feses,urine dan kolonoskopi dengan memasukan alat ke dalam perut.
Libatkan
keluarga untuk mendampingi dan segera tanyakan tentang hal-hal yang belum
dimengerti.
Menghindari
penekanan pada daerha perut seminimal mungkin.
Melaksanakan
rencana untuk pemenuhan nutrisi: hindari makanan pedas, asam dan yang
berlemak.
Mengkaji
kebutuhan istirahat.
Mengkaji
lamanya tidur semalam.
Menjelaskan
bahwa diarenya tidak bisa hilang secara mendadak, pelan-pelan dan butuh waktu
yang lebih lama.
Mengobservasi
keadaan istirahat penderita.
Mengkaji
tanda-tanda penurunan kondisi seperti: lingkar mata, lemas, dan pucat.
Mengkaji
keadaan tidur semalam.
Menanyakan
mules pada perutnya.
Mengobservasi
keadaan istirahat siang hari.
|
Penderita
dan keluarganya mengerti keadaan penyakitnya.
Istrinya
mendampingi..
Penunggu
tidak menenkan daerah perut.
Penderita
menyatakan dapat istirahat.
Penderita
belum dapat tidur sepenuhnya. Kadang-kadang terbangun.
Penderita
nampak rileks dan kadang-kadang tidur.
Lingkar
mata masih nampak biru, lemas berkurang.
Penderita
dapat tidur mulai jam 22.00 –04.00. Kadang-kadang terbangun.
Mules
sudah berkurang dan tidak seperti hari-hari sebelumnya.
Penderita
nampak segar. Tetapi lingkar mata masih biru.
|
4.
Defisit perawatan
diri berhubungan dengan kelemahan dan terpasang infus.
Hari
Tgl
Jam
|
Tindakan keperawatan
|
Evaluasi
|
Senin
09-04
08.00
09.00
12.00
Selasa
10-04
09.00
11.00
12.00
Rabu
11-04
08.00
10.00
12.00
|
Memotivasi
keluarga untuk menyediakan peralatan untuk mandi,makan,minum.
Memotivasi
penderita untuk melakukan kegiatan sebatas kemampuan ditempat tidur.
Memotivasi
untuk melakukan miring ke kiri dan kanan setiap2 jam.
Memotivasi
untuk menggerakan tangan, jeliji secara aktif.
Membantu
untuk miring kri.
Mengobservasi
tanda-tanda decubitus.
Memotivasi
untuk duduk.
|
Tersedia
minuman dekat pasien.
Penderita makan sendiri tampa
disuapi.
Penderita
melakkuan dan dibantu minimal.
Penderita
melakukan sendiri miring ke kanan.
Penderita
makan dalam posisi duduk.
Tidak
terdapat lecet pada punggung.
Penderita
dudukdengan dibantu oleh keluarganya.
Penderita
makan dalam posisi duduk.
|
Evaluasi
1.
Defisit voluma cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan dan penurunan intake.
Tanggal: 10 april 2001
Subyektif:
-
Menyatakan mual sudah berkurang
-
Menyatakan tidak lemas
-
Menyatakan dapat minum lebih banyak (1 botol aqua 1500 cc)
Obyektif:
-
Mukosa mulut lembab
-
Mata cukup berair
-
Turgor kulit elastis
-
Akral hangat
-
Tensi 110/70,nadi 76 kuat, suhu 36,5.
Analisi:
kebutuhan cairan cukup terpenuhi dan
tidak terjadi dehidrasi.
planning:
teruskan dan pertahankan rehidrasi
sesuai dengan rencana.
3.
Nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan mual-mual dan anoreksia.
Tanggal: 11 april 2001
Subyektif:
-
Menyatakan tidak mual dan nafsu makan sudah ada.
-
Menyatakan makan bubur habis i porsi setiap makan.
-
Tidak mengeluh lemas.
obyektif:
-
Makan siang habis 1 porsi
-
Penderita sudah mulai duduk
- lingkar mata masih nampak biru.
analisi:
kebutuhan nutrisi sebagian
terpenuhi.
planning:
tingkatkan asupan nutrisi
dan pantau jumlah makanan setiap habis makan.
2.
Cemas berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang penyebab diarenya yang tak sembuh-sembuh.
Tanggal : 10 april 2001.
Subyektif:
-
Menyatakan mengerti penyebab diarenya.
-
Menyatakan dapat istirahat dan tidur malam hari.
Obyektif:
-
Tidak gelisah
-
Tidak menyeringai
-
Nampak tenang.
Analisis:
-
Cemas teratasi
Palnning:
-tetap perhatikan setiap keluhan penderita.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
dan terpasanga selang infus.
Tanggal: 11 april 2001
Subyektif:
-
Menyatakan lemas hilang
-
Menyatakan belum bisa turun dari tempat tidur.
obyektif;
-
Masih terpasang infus
-
Penderita nampak bersih
-
Makan dan minum masih dibantu.
-
Penderita bisa duduk sendiri tanpa dibantu.
analisis:
-
Sebagian masalah teratasi, penderita masih perlu dibantu.
palnning:
-
Bantu menyiapkan alat-alat mandi, makan dan minum.
-
Beri kesempatan untuk makan
sendiri tanpa disuapi.
Diare
Diare
didefinisikan sebagai suatu peningkatan frekuensi, keenceran dan voluma tinja.
Diare
terjadi sebagai akibat peradangan pada membran mokusa saluran pencernaan yaitu
lambung dan usus. Di samping itu itu diare dapat terjadi pada seseorang yang
mengalami stress dan malabsorbsi.
Sebagai
akibat dari gastro enteritis dapat disebabkan oleh 2 golongan mikro organisme
yaitu:
1. Virus : parvo virus, rota virus
2. Bakteria : escheria coli,
cholera. Shigela dan compilobakter.
Patofsiologi ]
1. Shigela, escheria coli -à
menghasilkan toksin -à
bekerja pada usus -à inflamsi lokal -à diare.
2. Shigela, compilobakter -à
penetrasi pada sel -à
destrukdi, nekrosis, ulcerasi -à diare -à
lekusit +, eritrosit +.
3. Virus -à
menepel pada epitel mukosa -à sel vili rusak -àmalabsorbsi
-à
diare.
![]() |
Motilitas meningkat -à sekresi cairan ke rongga usus.
Menetukan
derajat dehidrasi:
1. Dehidrasi ringan/sedang : rasa
haus ingin minum banyak, turgor kembali lambat, mata cekung, gelisah dan rewel
dan mulut kering atau kehilangan cairan
5% s.d 10%bb.
2. Dehidrasi berat : tidak ada rasa
haus, lesu, lunglai, tidak sadar,mulut sangat kering, mata sangat cekung atau
kehilangan cairan >10% bb.
Pengelolaan
1. Rehidrasi : oral dan infus
2. Kausal : antibiotika
3. Simptomatik: panas,mual
Fokus pengkajian
1. Faktor resiko:
-
Jumlah penduduk ramai
-
Sanitasi jelek
-
Makanan yang terkontaminasi
2. Gejala
-
Mual, muntah, diare, peningkatan suhu tubuh.
-
Shigela: bab ada darah, mukus +, bab 5x/hari
-
Compilobakter: bab bau amis, darah +, bab > 20x/hari
-
E.choli: bab kadang-kadang campur darah/mukus.
3. Pemeriksaan fisik
a. Palpasi:
-
Abdomen terasa lunak
-
Elastisitas kulit menurun
-
Mukosa mulut kering
-
Hypotensi
b. Auskultasi: motilitas usus
meningkat
4. Pemeriksaan laboratorium
-
Feses lengkap
-
Darah: bj plasma, faal ginjal,elektrolit.
Diagnosa keperawatan
1. Devisit voluma cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan, penurunan intake.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan mula-mual, anoreksia.
Rencana keperawatan
Diagnosa
keperawatan:
Devisit
voluma cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan penurunan inktake.
Tanda:
-
Penurunan bb
-
Elastisitas kulit jelek
-
Keluaran urine pekat
-
Bj plasma menurun
Kriteria
evaluasi:
-
Turgor baik
-
Tidak ada penurunan bb
-
Nilai elektrolit dalamrentang normal.
Intervensi
|
Rasional
|
1. Lakukan pemamtuan terhadap:
-
Intake-autput setiap 8 jam
-
Hasil laporan elektrolit
-
Bb setiaphari
-
Feses (jumlah, konsistensi,warna)
2.motivasi dan tingkatkan
rehidrasi oral.
3.hindari penguuran suhu
rektal
4.berikan anti diare sesuai
program.
5.evaluasi
efektifitas obat dab efeks samping.
6.hindari
makanan yang dapat merangsang peristaltik usus: asam, pedas dll.
7.programkan
cairan infus sesuai programmedis
|
Untuk
mengevaluasi kefektifan saluran pencernaan dan therapi yang sudah dilakukan.
Mnecegah
dehidrasi lebih lanjut dan menentukan kecukupan cairan elektrolit.
Mencegah
peningkatan peristaltik usus.
Makanan
asma, pedas dapat merangsang peristaltik usus.
|
Diagnosa
keperawatan:
Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual-mual dan anoreksia.
Tanda:
-
Penurunan bb progresif
-
Kelemahan
-
Anemia
Kriteria
evaluasi:
-
Penurunan bb tidak berlanjut.
-
Keluhan kelelahan berkurang.
Intervensi
|
Rasional
|
1.pantau:
- Jumlah makanan yang dikonsumsi
setiap makan.
- Timbang bb setiap hari
- Hasil pemeriksaan kimia darah.
2.berikan diet tktp dan
hindari makanan pedas, asam dan merangsang.
3.jamin lingkungan yuang
nyaman dan bebas dari bau saat makan.
4.berikan anti emetik yang
diresepkan 30 menit sebelum makan.
5.lanjutkan therapi cairan
yang telah diberikan.
|
Untuk
mengevaluasi keefektifan saluran pencernaan dan therapiyang dilakukan.
Untuk
memberikan asupan sesuai dengan kebutuhan . Makanan pedas, asam adalah iritan
terhadap lambung.
Untuk
mengurangi mual oleh bau-bauan yang
kurang sedap.
Mualme
menambah anoreksia.
|
Daftar pustaka
Capernito
l.j., (1997). Nursing diagnosisi,
jb lippincort, philadelpia.
Doenges
m. At al, (1993). Medical-surgical, f.a. davis, philadelpia.
Engram
b. (1996). Rencana asuhan keperawatan medikal bedah, egc, jakarta.
Joyce m.b., estner m.j., (1993).
Medical surgical, wb saunders company, philadelpia.
-----------(1988), buku ajar diare untuk pendidikan keperawatan, depkes ri, jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar