OKSIGENASI. II
FISIOLOGI PERNAPASAN.
Sebagian besar sel dalam tubuh memperoleh energi dari reaksi kimia yang melibatkan oksigen dan pembuangan karbondioksida.
Pertukaran gas pernafasan terjadi antara udara di lingkungan dan darah.
Tiga langkah proses oksigenasi, yaitu Ventilasi, Perfusi dan Difusi.
Supaya pertukaran gas dapat terjadi, organ, saraf, dan otot pernafasan harus utuh dan sistem saraf pusat mampu mengatur siklus pernafasan.
Pernapasan dapat berubah karena kondisi atau penyakit yang mengubah struktur dan fungsi paru. Otot-otot pernafasan, ruang pleura dan alveoli sangat penting untuk ventilasi, perfusi dan pertukaran gas pernafasan..
Ventilasi adalah proses untuk menggerakkan gas ke dalam dan keluar paru-paru.
Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis dan persarafan yang utuh. Otot pernafasan inspirasi utama adalah diafragma, dipersarafi oleh saraf frenik yang keluar dari medulla spinalis pada vertebra servikal ke empat.
Pernapasan adalah upaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan membuat paru berkontraksi.
Kerja pernapasan di tentukan oleh tingkat kompliansi paru, tahanan jalan napas, keberadaan ekspirasi yang aktif dan penggunaan otot-otot Bantu pernapasan
Kompliansi merupakan kemampuan paru distensi atau mengembang sebagai respon terhadap tekanan intraalveolar.
Kompliansi menurun pada penyakit seperti edema polmunar, intertisial, fibrosis pleura, dan kelainan struktur traumatic atau konginetal seperti kifosis atau fraktur iga.
Surfaktan merupakan zat kimia yang diproduksi diparu oleh sel tipe dua alveolar dan mencegahnya dari kolaps.
Tahanan jalan napas merupakan perbedaan tekanan antara mulut dan alveoli terkait dengan kecepatan aliran gas yang di inspirasi.
Tahanan jalan napas dapat mengalami peningkatan akibat obstruksi jalan nafas pada penyakit jalan napas sperti asma dan edema trakeal,iika tahanan meningkat, jumlah udara yang melalui jalan napas anatomis menurun.
Ekspirasi merupakan proses pasif normal yang bergantung kepada property recoil elastis dan membutuhkan sedikit kerja otot atau tidak sama sekali.
Rekoil elastis dihasilkan oleh serabut elastis dijaringan paru dan oleh tegangan permukaan dalam cairan yang melapisi alveoli.
Otot Bantu pernapasan dapat meningkatkan volume paru selama inspirasi, klien yang mengalami penyakit pulmonar obstruksi kronik, khususnya emfisiema sering kali menggunakan otot ini untuk meningkatkan vulome paru dengan cara adanya peningkatan klavikula selama inspirasi.
Kompliansi yang meningkat, tahanan jalan napas yang meningkat, ekspirasi yang aktif atau penggunaan otot Bantu napas meningkatkan kerja pernafasan, menyebabkan penggunaan energi meningkat. Untuk memenuhi penggunaan energi ini, tubuh meningkatkan kecepatan metabolisme dan kebutuhan akan oksigen, sama seperti eliminasi karbon dioksida.
Rangkaian ini merupakan siklus sebab akibat pada klien yang mengalami kerusakan ventilasi.
VOLUME PARU
Volume paru normal diukur melalui pemeriksaan fungsi pulmonar.
Spirometri mengukur volume udara yang memasuki atau meninggalkan paru-paru.
Variasi volume paru dapat dihubungkan dengan status kesehatan, seperti kehamilan, latihan fisik, obesitas, atau kondisi paru yang obstruktif atau restriktif.
Jumlah surfaktan , tingkat kompliansi dan kekuatan otot pernafasan mempengaruhi tekanan dan volume didalam paru-paru.
Gas bergerak kedalam dan keluar paru karena ada perubahan tekanan.
Tekanan intrapleura bersifat negative atau kurang daripada tekanan atmosfir. Yakni sekitar 760 mmhg pada permukaan laut.
Supaya udara mengalir kedalam paru-paru, maka tekanan intrapleura harus lebih negative, dengan gardioen tekanan antara atmosfir dan alveoli.
Fungsi utama surkulasi paru adalah mengalirkan darah ke dan dari membrane kapiler alveoli sehingga dapat berlangsung pertukaran gas.
Sirkulasi pulmonary merupakan suatu reservoar untuk darahnya sehingga paru dapat meningkatkan vulome daranya tanpa peningkatan tekanan dalam arteri atai vena pulmonar yang besar. Sirkulasi pulmonary juga berfungsi sebagai filter, yang menyaring trombos kecil sebelum trombos tersebut mencapai organ-organ vital.
SIRKULASI PULMONAR.
Sirkulasi pulmonar dimulai pada arteri pulmonary yang menerima darah vena yang membawa campuran oksigen dari ventrikel kanan. Aliran darah yang melalui sistem ini bergantung pada kemampuan pompa ventrikel kanan , yang mengeluarkan darah sekitar 4 s.d 6 ltr/mnt
Darah mengalir dari arteri pulmonary melalui arteriol pulmonary ke kapiler pulmonar tempat darah kontak dengan membrane kapiler alveolar dan berlangsung pertukaran gas pernapasan .
Darah yang kaya oksigen kemudian bersirkulasi melalui venula pulmonar dan vena pulmonar kembali ke atrium kiri
Tekanan dalam sistem sirkulasi pulmonar adalah rendah jika dibandingkan dengan tekanan dalam sirkulasi sistemik. Tekanan arteri sistolik pulmonary yang normal antara 20 dan 30 mmhg, tekanan diastolic kurang dari 12 mm hg dan tekanan rata-rata kurang dari 20 mmhg.
Dinding pembuluh darah pulmonary lebih tipisa daripada dinding pembuluh darah didalam sirkulasi sistemik dan berisi lebih sedikit otot halus karena tekanan dan tahanan yang rendah.
Paru-paru menerima curah jantung total dari ventrikel kanan dan tidak meneruskan aliran darah dari satu daerah kedaerah lain, kecuali pada kasus hipoksia alveolar.
PERTUKARAN GAS PERNAPASAN.
Gas pernafasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh .Oksigen di transfer dari paru-paru ke darah dan karbon dioksida dari darah ke alveoli untuk dikeluarkan sebagai prudok sampah.
Pada tingkat jaringan, oksigen ditranfer dari darah ke jaringan, dan karbon dioksida ditransfer dari jaringan darah untuk kembali ke alveoli dan dikeluarkan.
Transfer ini bergantung pada proses difusi.
Difusi merupakan gerakan molekol dari suatu daerah dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah.
Difusi gas pernafasan terjadi di membrane kapiler alveolar dan kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh ketebalan membrane.
Peningkatan ketebalan membrane merintangi proses difusi karena hal tersebut membuat gas memerlukan waktu lebih lama untuk melewati membrane tersebut.
TRANSPORTASI OKSIGEN
Sistem transpotasi oksigen terdiri dari sistem paru dan sistem kardiovaskular.
Proses penghantaran ini bergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru ( ventilasi ), aliran darah ke paru-paru dan jaringan ( perfusi ) , kecepatan difusi dan kapasitas membawa oksigen.
Kapasitas darah untuk membawa oksigen di pengaruhi oleh jumlah oksigen yang larut dalam plasma, jumlah hemoglobin, dan kecendrungan hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen.
Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relative kecil, yakni hanya sekitar 3%. Sebagian besar oksigen dsitranportasi oleh hemoglobin.
Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida. Molekul hemoglobin bercampur dengan oksigen untuk membentuk oksihemoglobin.
Pembentukan oksihemoglobin dengan mudah berbalik ( reversible ), sehingga memungkinkan hemoglobin dan oksigen berpisah, membuat oksigen menjadi bebas. Sehingga oksigen bisa masuk kedalam jaringan.
Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan cepat dihidrasi menjadi asam karbonat ( H2CO3 ) akibat adanya anhidrasi karbonat. Asam karbonat kemudian berpisah menjadi ion hidrogen ( H+ ) dan ion bikarbonat ( HCO3 ).
Ion hydrogen di buffer oleh hemoglobin dan HCO3 berdifusi ke dalam plasma.
Selain itu beberapa karbon dioksida yang ada dalam sel darah merah bereaksi dengan kelompok asam amino, membentuk senyawa karbamino. Reaksi ini dapat terjadi dengan cepat tanpa adanya enzim. Hemoglobin yang berkurang ( deoksihemoglobin ) dapat bersenyawa dengan karbon dioksida dengan lebih mudah daripada oksihemoglobin.
Dengan demikian , darah vena m,entransportasi sebagian besar karbon dioksida.
Tujuan utama pengaturan pernapasan ialah mensuplai kebutuhan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Pengaturan pernapasan meningkatkan pengeluaran karbon dioksida , hasil proses metabolisme tubuh. Proses ini menentukan status asam dan basa tubuh.
Pernapasan dikendalikan oleh pengaturan saraf dan kimiawi. Pengaturansaraf melibatkan sistem saraf pusat, pengontrolan frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan.
Penagturan kimiawi melibatkan kerja zat-zat kimia, seperti ion karbon dioksida dan hydrogen dengankecepatan dan kedalaman pernapasan.
Keadekuatan sirkulasi, ventilasi, perfusi, dan transport gas pernapasan ke jaringan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu
1. Fisiologis
2. Perkembangan
3. Perilaku4. Lingkungan.
AD.I.FAKTOR FISIOLOGIS
Setiap kondisi yang mempengaruhi fungsi kardiopulmonar secara langsung akan mempengaruhi kemampuan tubuh memenuhi kebutuhan oksigen .
Klasifikasi umum gangguan jantung meliputi ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard, kondisi-kondisi kardiopmiopati, dan hipoksia jarinagn perifer.
Gangguan pernapasan meliputi hiperventilasi, hipoventilasi, dan hipoksia.
Proses fisiologis lain yang mempengaruhi proses oksigenasi pada klien termasuk perubahan yang mempengaruhi kapasitas darah untuk membawa oksigen seperti : Anemia, peningkatan kebutuhan metabolisme, seperti kehamilan, demam dan infeksi.
Dan perubahan yang mempengaruhi gerakan dinding dada atau sistem saraf pusat.
Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi jaringan.
1. Bayi Prematur
2. Bayi dan Todler
3. Anak usia sekolah dan remaja.
4. Dewasa muda dan dewasa pertengahan.
6. Lansia.
AD.III. FAKTOR PERILAKU
1.Nutrisi
2. Latihan fisik
3. Merokok
4. Penyalahgunaan substansi.
AD.!V . FAKTOR LINGKUNGAN
1. Ansietas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar