PEMBERIAN OBAT VI.
A. PEMBERIAN OBAT ORAL
Cara obat yang diinginkan adalah peroral, karena paling aman dan mudah diberikan, kecuali pada klien yang menderita gangguan fungsi saluran cerna dan fungsi menelan.
Kebanyakan tablet dan kapsul harus diberikan bersama cairan dalam jumlah yang adekuat, hal ini memberikkan kesempatan kepada perawat untuk meningkatkan asupan cairan klien.
Saat memberikan obat per oral, perawat harus melindungi klien dari kemungkinan aspirasi.
Memberi posisi duduk pada klien atau berbaring miring akan mencegah akumulasi obat cair atau padat dibelakang tenggorokan. Klien yang menelan dengan lambat sebaiknya tidak dipaksakan untuk banyak minum cairan setiap kali menelan, klien sebaiknya hanya menelan satu pil atau kapsul pada suatu waktu. Jika klien batuk ketika minum obat, sebaiknya tunda pemberian obat berikutnya. Sampai klien dapat bernafas dengan mudah
Pedoman pemberian obat melalui selang nasogastrik tube ( NGT )
1. Berikan obat dalam bentuk cair ( suspensi, eliksir atau larutan ), bila memungkinkan,untuk mencegah obstruksi selang
2. Baca label obat dengan teliti sebelum menghancurkan sebuah tablet atau membuka sebuah kapsul.
3. Jangan menghancurkan tablet bukal atau sub lingual.
4. Jangan menghancurkan obat bersalut enteric atau obat yang reaksinya terus menerus.
5. Larutkan tablet yang dihancurkan dan obat-obatan dalam air hangat.
6. Larutkan kapsul gelatin dan kapsul yang lunak dalam air hangat.
7. Aliri selang dengan 50- 150 ml air sebelum dan sesudah semua obat diberikan.
8. Hindari memberikan sirup atau obat yang ph nya kurang dari 4.,
9. Jangan berusaha memberikan semua obat atau obat yang tidak dapat larut.
Langkah-langkah dalam pemberian obat peroral :
1. Kaji adanya kontraindikasi pada klien yang menerima obat peroral.
2. Tetapkan pilihan klien dalam toleransinya terhadap cairan.
3. Siapkan suplai dan peralatan yang dibutuhkan.
a. Kartu, format catatan .
b Kereta obat atau nampan
c. Mangkuk obat.
d. Segelas air, jus atau cairan yang dipilih.
e. Sedotan
f. Alat penghancur pil
4. Periksa keakuratan dan kelengkapan setiap kartu.( 6 benar )
5. Siapkan obat
a. Cuci tangan.
b. Atur nampan dan mangkok obat didalam ruang pengobatan atau pindahkan kereta obat keluar kamar klien
c. Buka kunci laci atau kereta obat.
d. Siapkan obat – obatan untuk seorang klien
e. Pilih obat yang tepat dari persedian atau laci,unit dosis, bandingkan label obat dengan format, kartu dan huruf cetak nama bat.
f. Hitung dosis obat dengan benar.
g. Untuk menyiapkan tablet atau kapsul dari botol , tuang secukupnya kedalam tutup botol dan pindahkan kemangkok.
i. Tempatkan srmua tablet ata ka[sul yangakan diberikan dalam waktu yang sama didalam sebuah tmpat obat.
j. Tablet berbentuk biji dapat dibelah dengan tangan atau atau dipotong dengan menggunakan alat pemotong..
k. Jika klien sulit menelan., gerus obat dengan menggunakan alat penggerus obat.
B. PEMBERIAN INJEKSI.
Merupakan prosedur invasive, harus dilakukan dengan tehnik steril, kemungkinan bisa terjadi infeksi.Rute pemberian adalah IM. IV, ID dan SC, Membutuhkan keterampilan tertentu dalam rangka menjamin obat tepat pada lokasi yang tepat.
PERALATAN
1. Spuit
=Terdiri dari tabung ( barrel )
= Bentuk silinder, bagian ujung didesain tepat berpasangan dengan jarum lipodermis dan alat pengisap ( plunger ) yang menempati rongga spuit.
= Ukuran 0,5 s.d 60 ml
= klasifikasi terbagi 2 macam , berdasarkan pada desain ujung spuit
a. Luer lok
Memerlukan jarum khusus, yang melilit naik ke ujung spuit dan terkunci aman di tempat, dan dapat mencegah jarum terlepas karena kurang hati-hati.
b. Non luer lok
Memerlukan jarum yang dapat langsung terpasanag ke ujung spuit.
2. Jarum
= terbuat dari stainless stell
= hanya digunakan satu kali pemberian.
= Memiliki tiga bagian
1. hub : yang tepat terpasang pada ujung sebuah spuit
2. Shaft : batang jarum
3. Bevel yakni bagian ujung yang miring
= Setiap jarum memiliki tiga karakteristik utama yaitu kemiringan bevel, panjang batang jarum dan ukuran atau diameter jarum
= Panjang jarum bervariasi dari ukuran ¼ sampai 5 inci
= untuk IM ukuran 19 sampai 23, SC ukuran no 25 dan ID ukuran no 26
MENYIAPKAN INJEKSI
AMPUL
=Ampul berisi obat dosis tunggal dalam bentuk cairan dan tersedia dalam beberapa ukuran dari 1 ml s.d 10 ml.
= Terbuat dari bahan gelas dengan bagian leher mengecil, yang harus dipatahkan.
= Terdapat lingkaran berwarna pada sekeliling leher.
VIAL
= Merupakan wadah gelas berisi obat dosis tunggal atau multidosis yang memeiliki penyekat karet dibagian atasnya.
= Tutup logam atau plastic melindungi penyekat sampai vial siap digunakan
= Berisi larutan atau bubuk kering, obat yang tidak stabil dalam larutan dikemas dalam bentuk kering.
= Biasanya disertai pelarut yang sudah disiapkan.
= Salin normal dan aquades steril adalah larutan yang biasanya digunakan untuk melarutkan obat.
= Merupaka sebuah sistem tertutup, dan udara harus di injeksikan ke dalam vial supaya larutan mudah diisap.
= Jika udara gagal dimasukan sebelum larutan diisap, maka akan terdapat ruang hampa didalam vial dan akan mempersulit pengisapan larutan.
= Setelah sudah tercampur dengan pelarut, maka sebaiknya dikocok atau digulir perlahan diantara tangan sehingga obat dapat terlarut dengan baik.
= Buat tanggal dicampur dan letakan dalam pendingin jika obat tersisa.
MENCAMPUR OBAT
Jika dua obat kompatibel, maka keduanya dapat dicampur dalam satu injeksi, namun jika ditemukan tidak kompatibel, sebaiknya ditanyakan/ konsultasikan ke farmasi.
MENCAMPUR OBAT DARI DUA VIAL
Prinsip ketika mencampur obat dari dua vial adalah :
a. Jangan mengontaminasi satu obat dengan obat lain.
b. Pastikan dosis yang terakhir akurat.
c. Pertahankan tehnik aseptic
= Hanya dibutuhkan satu spuit untuk mencampur obat dai dua vial.
= Ambil sebuah spuit, dan aspirasi udara yang equivalent dengan dosis obat pertama ( vial A )
= Injeksikan udara ke dalam vial A sambil memastikan jarum tidak menyentuh larutan
= Tarik jarum, kemudian mengisap udara yang equivalent dengan dosis obat kedua (vial B )
= Injeksikan volume udara kedalam vial B
= Segera mengisap obat yang dibutuhkan dari vial B kedalam spuit.
= Pasang jarum baru yang steril pada spuit dan menginsersinya kedalam vial A
= Mengisap obat yang diinginkan dari vial A kedalam spuit.
= Setelah mengisap jumlah larutan yang dinginkan, ganti dengan jarum baru yang steril.
MENCAMPUR OBAT DARI SATU VIAL DAN SATU AMPUL
= Hal yang sederhana, karena tidak perlu menambahkan udara untuk mengisap obat dari sebuah ampul.
= Masukan obat dari vial kedalam spuit dengan cara mengisap, kemudian dengan spuit yang sama isap obat yang ada pada ampul .
Ganti dengan jarum yang baru dan steril .
MENYIAPKAN INJEKSI DARI AMPUL
1. Cuci tangan
2. Siapkan peralatan yang diperlukan :
a. Ampul
1) Ampul berisi obat
2). Spuit dan jarum.
3). Nirbeken
b. Vial
1). Vial berisi obat
2). Spuit dan jarum
3). Swab alcohol
4). Pelarut ( normal saline atau aquades steril )
c. Kartu, format.
3. Kumpulkan alat-alat di meja obat
4. Periksa setiap kartu , format, atau huruf cetak nama obat.atau label di setiap ampul dan vial
5. Siapkan in jeksi dari ampul
a. Ketuk bagian atas ampul dengan perlahan dan cepat sampai cairan meninggalkan leher ampul.
b. Tempatkan bantalan kasa kecil atau swab alcohol kering disekeliling leher ampul
c. Patahkan leher ampul dengan cepat dan mantap jauhkan dari tangan.
d. Isap obat dengan cepat, pegang ampul terbalik atau letakan pada permukaan datar, masukan jarum spuit kedalam bagian tengah pembukaan ampul.Jangan biarkan ujung atau batang jarum menyentuh tepi ampul.
e. Aspirasi obat kedalam spuit
f. Pertahankan ujung jarum dibawah permukaan larutan, miringkan ampul supaya semua cairan didalam ampul terjangkau.
g. Apabila gelembung udara teraspirasi, jangan keluarkan didalam ampul.
h. Untuk mengeluarkan gelembung udara teraspirasi, pindahkan jarum, pegang spuit dengan jarum mengarah keatas, ketuk sisi spuit untuk membuat gelembung udara naik menuju jarum.
Tarik kembali pengisap sedikit, dan dorong pengisap kearah atas untuk mengeluarkan udara.
Jangan mengeluarkan cairan
i. Apabila cairan berlebih, buang ke bak cuci atau nirbeken.
j. Pasang tutup jarum, ganti jarum pada spuit
k. Buang bahan yang kotor pada tempatnya.
MENYIAPKAN INJEKSI DARI VIAL
6. Siapkan injeksi vial.
a. Lepas penutup logam yang menutup bagian atas vial.
b. Usapkan permukkaan penyekat karet dengan swab alkohol
c. Ambil spuit, Pastikan jarum terpasang kuat pada spuit, lepaskan tutup jarum, Tarik pengisap untuk mengalirkan sejumlah udara kedalam spuit untuk dimasukan kedalam vial obat yang sama dengan juimlah obat yang diaspirasi kedalam spuit.
d. Masukan ujung jarum dengan bevel mengarah keatas melalui bagian tengah penyekat karet. Beri tekana pada ujung jarum selama insersi
e. Masukan udara kedalam vial dengan memegang pengisap.
f. Balik vial , sementara spuit dan pengisap dipegang kuat, pegang vial dengan jari tengah.yang tidak dominan diantara ibu jari dan jari tengah. Pegang bagian ujung spuit dan pengisap dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan ya ng dominant.
g. Pertahankan ujung jarum tetap dibawah ppermukaan cairan .
h. Biarkan tekanan udara membuat spuit terisi obat secara bertahap.Tarik pengisap sedikit jika diperlukan.
i. Ketuk sisi badan spuit untuk mengeluarkan udara.
j. Setelah volume obat yang benar diperoleh, pindahkan jarum dari vial dengan menarik badan spuit
k. Buang udara sisa dari spuit dengan memegang spuit dan jarum tetap tegak.
l. ganti jarum dan tutup.
m. Untuk vial multi doses, buat label yang memuat tanggal pencampuran, konsentrasi obat dan inisial anda.
n. Buang bahan yang kotor ditempat yang.benar
7. Bersihkan area kerja dan cuci tangan.
8. Periksa jumlah cairan dalam spuit dan bandingkan dengan dosis yang diinginkan
MELAKUKAN INJEKSI.
1. INTRA DERMAL
KERJA
a. Efek local
b. Jumlah kecil diinjeksiksn sehingga volume tidak terganggu dengan pembengkakan atau meyebabkan raksi sisatemik
c. Dipakai untuk pengamatan reaksi peradangan ( allergi ) terhadap protein asing, contohnya tes tuberculin, tes terhadap obat dan kepekaan allergi lainnya, dan beberapa macam imunoterapi untuk kanker.
TEMPAT
Lokasi dipilih sehingga reaksi inflamasi dapat di amati., Daerah yang disukai adalah yang tidak banyak mengandung pigmen, berkeratin tipis dan tidak berambut seperti permukan ventral dari lengan bawah, daerah klavikula pada dada, daerah scapula pada punggung dan permukaan medial paha
PERLENGKAPAN
a. Jarum : No. 26 dan 27
b. Tabung suntik : Kalibrasi 1 ml dalam inkremen 0.01 ml
Biasanya disuntikan 0.01 – 0.1 ml
TEKNIK
a. Bersihkan daerah suntikan dengan gerakan melingkar, gunakan tehnik steril.
b. Regang kulit dengan kencang.
c. Masukan jarum, tunggingkan pada sudut 15 derajat, baying-bayang dibawah kulit harus terlihat.
d. Suntikan obat perlahan-lahan sampai terbentuk pembengkakan.
e. Angkat jarum dengan perlahan-lahan.
f. Jangan gosok daerah suntikan, demikian juga dengan pasien agar tidak menggosok bekas suntikan.,
g. Periksa reaksi allergi dalam 24 s.d 72 jam , ukur diameter untuk reaksi lokal.
SUB KUTAN
KERJA
a. Efek sistemik
b. Efek bertahan : terutama diserap melalui kapiler. Biasanya lebih lambat mula kerjanya dari pada rute im
c. Dipakai untuk dosis kecil, untuk obat-obat yang tidak mengiritasi , larut dala air.
TEMPAT
Lokasi untuk suntikan subkutan dipilih dimana terdapat bantalan lemak dengan ukuran yang memadai, yaitu pada abdomen, paha atas, punggung bagian atas , lengan atas sisi lateral dan paha sisi lateral.
PERLENGKAPAN.
a. Jarum : No. 25 -27
b. Tabung suntik : 1 -3 ml, biasanya disuntikan 0,5 -1,5 ml.
Tabung suntik insulin yang memakai ukuran dalam unit hanya dipakai untuk insulin.
TEKNIK.
a. Bersihkan daerah suntikan dengan gerakan melingkar dengan menggunakan teknik steril.
b. Cubitlah kulit.
c. Masukan jarum dengan sudut yang sesuai dengan ukuran tubuh 45 s.d 90 derajat.
d. Lepaskan kulit
e. Aspirasi, kecuali dengan heparin.
f. Suntikan obat dengan perlahan-lahan.
g. Angkat jarum dengan cepat, jangan tutup kembali.
h. Berikan gosokan jika perlu.
INTRAMUSKULAR ( IM )
KERJA.
a. Efek sistemik
b. Biasanya efek obat lebih cepat terjadi daripada sc.
c. Dipakai untuk obat yang mengiritasi, suspensi dalam air dan larut dalam minyak.
TEMPAT
Lokasi dipilih pada daerah dengan ukuran otot yang memadai dan terdapat sedikit saraf dan pembuluh darah yang besar.
Lokasi yang lebih disukai adalah ventrogluteal, dorsogluteal, deltoid dan vastus lateralis ( pada anak )
PERLENGKAPAN.
a. Jarum : No. 18 -21, Panjang 1 -1,5 inci
TEKNIK
Sama dengan pemberian SC, Kecuali jarum dimasukan dengan sudut 90 derajat kedalam otot.,
INTRA VENA ( IV )
KERJA
a. Efek sistemik
b. Lebih cepat daripada IM dan SC
TEMPAT
Vena perifer yang mudah dicapai ( contoh vena sefalika, kubiti dari lengan, vena dorsalis dari tangan. ). Pada bayi baru lahir, vena-vena pada kaki, tungkai bawah, dan kepala mungkin dapat dipakai setelah tempat-tempat terebuit diatas terpakai.
PERLENGKAPAN.
a. Jarum No. 20 -21; 1 inci
No. 24 ; 1 Inci untuk bayi
No. 22 ; 1 inci untuk anak
TEKNIK
a. Pasang torniket
b. Bersihkan daerah suntikan dengan teknik aseptic
c. Masukan butterfly atau kateter, tekuk kedalan vena sampai darah masuk, lepaskan torniket
d. Stabilkan jarum dan beri kasa pada tempat tersebut.
e. Pantau kecepatan aliran, denyut nadi dibagian distal, warna dan suhu kulit dan tempat insersi.
TEMPAT INJEKSI IM
1. OTOT VASTUS LATERALIS
@ Terletak di bagian lateral anterior paha.
@ Pada orang dewasa membentang sepanjang satu tangan diatas lutut sampai sepanjang satu tangan dibawah trokanter femur.
@ Sepertiga tengah otot merupakan tempat terbaik injeksi.
2. OTOT VENTROGIUTEAL.
@ Meliputi gluteus medius dan minimus
@Klien disuruh berbaring diatas salah satu sisi tubuh dengan menekuk lutut, kemudian cari otot dengan menempatkan telapak tangan diatas trokanter mayor dan jari telunjuk pada spina iliaka superior anterior panggul. Tangan kanan digunakan untuk panggul kiri dan tangan kiri digunakan untuk panggul kanan . Perawat menunjukan ibu jarinya kea rah lipat paha klien dan jari lain kearah kepala. Tempat injeksi terpajan ketika perawat melebarkan jari tengah kebelakang sepanjang Krista iliaka kearah bokong.
Jari telunjuk, jari tengah, dan Krista iliaka membentuk sebuah segitiga dan tempat injeksi berada ditengah segitiga tersebut.
3. OTOT DORSOGLUTEUS
@ Merupakan tempat biasa digunakan injeksi IM
@ Daerah dorsogluteus berada dibagian atas luar kuadran atas luar bokong, kira-kira 5 sampai 8 cm dibawah Krista iliaka
@ untuk menemukan lokasinya, palpasi spina iliaka posterior dan superior dantrokhantor mayor femur. Sebuah garis khayal ditarik diantara dua penanda anatomi. Tempat injeksi terletak diatas dan lateral terhadap garis
@. Pada anak-anak hanya boleh digunakan jika usia lebih dari 3 tahun.
4. OTOT DELTOID
@. Pada beberapa orang dewasa, bayi dan anak, otot deltoid belum berkembang baik.
@ Terdapat saraf radialis, ulnaris dan artteri brakhialis.terdapat didalam lengan atas dsepanjang humerus.
@ Jarang digunakan , kecuali tidak ada akses lagi
@ Menentukan lokasi adalah Palpasi batas bawah prosesus akromium, yang membentuk basis sebuah segitiga yang sejajar dengan titik tengah bagian lateral lengan atas. Tempat injeksi terletak dibagian tengah segitiga sekitar 2.5 sampai 5 cm dibawah prosesus akromium atau dengan cara menempatkan empat jari diatas otot deltoid, dengan jarim teratas berada disepanjang prosesus akromium. Tempat injeksi terletak tiga jari dibawah prosesus akrumium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar